JP Morgan Ajak Investor Lepas Surat Utang RI, BEI Geram

Direktur Utama BEI, Tito Sulistio meminta perusahaan investasi global JP Morgan untuk membantu pasar modal Indonesia.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 27 Agu 2015, 20:36 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2015, 20:36 WIB
BEI
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Rekomendasi perusahaan investasi global, JP Morgan soal surat utang Indonesia memicu kemarahan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio. Bahkan Tito mengeluarkan ancaman untuk JP Morgan.

"Cuma satu kata buat JP Morgan, Anda di Indonesia, bantu jaga Indonesia. Kalau mau jual, jual saja. Jangan teriak-teriak sell, ngajak-ngajak orang," tegas Tito dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (27/8/2015).

Pernyataan dengan nada ancaman pun terlontar dari mulut Tito untuk JP Morgan yang semakin menambah kepanikan dan kekhawatiran pasar. "Kalau mereka tidak membantu bursa (BEI), maka bursa tidak akan membantu mereka suatu saat nanti," kata Tito dengan nada ketus.

Laporan JP Morgan sempat membuat ramai pasar keuangan Indonesia. Hal itu lantaran ada kabar analis JP Morgan yang menyarankan investor hengkang dari Indonesia. Laporan itu ditulis dalam sebuah blog, dan penulis blog pun salah mengartikan hasil riset soal prospek obligasi Indonesia. Padahal JP Morgan mengubah pandangan dari overweight menjadi underweight terhadap surat utang atau obligasi Indonesia. Jadi bukan sell atau jual. Namun, JP Morgan masih menetapkan overweight untuk pasar obligasi Indonesia.

Underweight yaitu ada risiko pada obligasi Indonesia untuk underperform dalam tiga bulan ke depan.

JP Morgan mengubah pandangan terhadap obligasi Indonesia dari overweight menjadi underweight. Ada sejumlah faktor terutama eksternal yang mengubah pandangan tersebut.

Analis JP Morgan Arthur Luk dan Bert Gochet dalam laporannya, 20 Agustus 2015 menyebutkan faktor yang mempengaruhi pandangan itu antara lain pertama, China telah melemahkan mata uang atau devaluasi Yuan telah mengubah kondisi pasar negara berkembang Asia dari low beta menjadi higher beta. Biaya lindung nilai mata uang atau hedging akan meningkat, sehingga imbal hasil obligasi juga mengalami peningkatan.

Kedua, selama beberapa hari lalu, indeks global GBI-EM mulai menunjukkan aliran dana keluar. Ketiga, pinjaman pemerintah juga naik 10 persen untuk anggaran tahun depan. (Fik/Ahm)

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya