Kurangi Penggunaan Dolar AS, Ekonom Usulkan Ini ke Jokowi

Bank Indonesia telah menjalim kerja sama bilateral currency swap agreement dengan Korea Selatan dan China.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 31 Agu 2015, 17:03 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2015, 17:03 WIB
20150824-Dollar-Mengguat
Seorang pengunjung mendatangi tempat penukaran uang di Jakarta, Senin (24/8/2015). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat, Posisi dolar terus beranjak hingga di kisaran Rp 14.150. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah ekonom siang ini diundang oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk sekadar makan siang di Istana Kepresidenan, Jakarta. Dalam acara tersebut, Presiden juga meminta masukan dari ekonom mengenai apa yang harus dilakukan pemerintah dalam menghadapi ekonomi yang penuh tekanan seperti saat ini.

Anton Gunawan, Ekonom asal Universitas Indonesia ini mengusulkan pemerintah harus meningkatkan kerjasama Bilateral Currency Swap Agreement (BCSA) dengan beberapa mitra perdagangan strategis‎ Indonesia, seperti China.

"Itu untuk memfasilitasi perdagangan menggunakan mata uang masing-masing, jadi BI dengan bank sentral sana melakukan swap currency Rupiah dengan Yuan, jadi tidak menggunakan dolar AS, itu untuk mengurangi penggunaan dolar AS," kata Anton di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (31/8/2015).

Anton menuturkan, saat ini sebenarnya Indonesia sudah ada kerjasama BCSA dengan China sejak 2009, hanya saja fasilitas itu sampai sekarang belum maksimal digunakan. Padahal, hal ini dinilai penting dalam mengurangi pengaruh AS dalam pergerakan mata uang masing-masing negara.

Tidak hanya China, Bank Indonesia juga telah menjalin kerjasama BCSA ini dengan Korea Selatan. Diharapkan kerja sama-kerja sama‎ terkait penggunaan mata uang tersebut dapat diperluas ke beberapa negara mitra dagang Indonesia.

"Itu yang sekarang coba dibahas nanti melalui Menteri Keuangan dan Bank Indonesia, karena ini (BCSA) juga bisa dimanfaatkan sebagai likuiditas," tegas dia.

Nilai tukar rupiah melemah tipis awal pekan ini. Harapan menguat terhadap rencana kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) pada September 2015 di tengah sentimen positif dalam negeri atas paket kebijakan ekonomi Presiden Joko Widodo (Jokowi) terbaru.

Mengutip Bloomberg, Senin 31 Agustus 2015, rupiah dibuka di level 13.992, atau melemah tipis 10 poin dari penutupan perdagangan Jumat pekan lalu di 13.982 per dolar AS. Nilai tukar rupiah melemah tipis 0,3 persen atau 49 poin berada di kisaran 14.031 per dolar AS pada pukul 10.05 WIB.

Kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah melemah 0,1 persen menjadi 14.027 per dolar AS dari perdagangan Jumat pekan lalu yang berada di level 14.011 per dolar AS.‎

Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia Indonesia (BI), rupiah melemah sekitar 12,75 persen dari posisi 12.440 per dolar AS pada 31 Desember 2014 menjadi 14.027 per dolar AS pada Senin 31 Agustus 2015. (Yas/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya