Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan inflasi Agustus 2015 sebesar 0,39 persen merupakan yang terendah sejak 2007. Penyebabnya bukan karena daya beli masyarakat merosot, melainkan terjadi penurunan harga dari beberapa komponen meski terjadi penguatan dolar AS yang memukul impor bahan baku makanan.
Kepala BPS, Suryamin menyatakan, inflasi Agustus rendah karena terjadi deflasi pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,58 persen serta dari produk pertanian paska Lebaran.
"Saya tidak menduga itu bukan karena penurunan daya beli. Buktinya yang naik pesawat terbang saja mencapai 6,4 juta orang atau yang tertinggi sejak Januari 2010. Jadi bukan karena daya beli merosot," kata dia di Jakarta, Selasa (1/9/2015).
Berikut penyumbang deflasi atau penahan laju inflasi:
1. Bawang merah yang mengalami penurunan harga 15,92 persen dengan andil deflasi 0,08 persen. Terjadi penurunan harga di 77 kota IHK, tertinggi deflasi di Banyuwangi 36 persen, Tanjung Pandan 32 persen.
2. Tarif angkutan udara paska arus mudik dan balik mengalami penurunan 4,7 persen dengan andil deflasi 0,07 persen. Terjadi penurunan tarif di 37 kota IHK, tertinggi di Singkawang dan Pontianak dengan masing-masing penurunan harga 44 persen dan Manado 30 persen.
3. Tarif antar kota yang merosot 6,08 persen dengan andil deflasi 0,05 persen. Sebanyak 40 kota IHK mengalami penurunan tarif, tertinggi di Purwokerto 26 persen, Cirebon dan Jember masing-masing 22 persen.
4. Tomat sayur turun harga 8,04 persen dengan andil deflasi 0,02 persen karena pasokan melimpah di awal musim panas. Sebanyak 52 kota IHK mengalami penurunan harga, tertinggi di Manado 41 persen dan Gorontalo 37 persen.
5. Emas perhiasan turun harga 1,1 persen, dan andil deflasi 0,01 persen karena mengikuti pergerakan harga internasional. Sebanyak 61 kota IHK mengalami penurunan harga, tertinggi di Tanjung Pandan 4 persen serta Singkawang, Probolinggo, Warambone, Padang dan Semarang 3 persen.
6. Tarif kereta api dengan penurunan 5,64 persen dan andil deflasi 0,01 persen paska Lebaran. Sebanyak 19 kota mengalami deflasi, tertinggi di Cirebon dan Semarang masing-masing 25 persen. (Fik/Gdn)
Inflasi Cetak Rekor Terendah Bukan Karena Daya Beli Melemah
Bawang merah yang mengalami penurunan harga 15,92 persen dengan andil deflasi 0,08 persen.
diperbarui 01 Sep 2015, 16:15 WIBDiterbitkan 01 Sep 2015, 16:15 WIB
Petugas saat merapihkan sayuran di sebuah supermarket di Jakarta, Jumat (19/6/2015). Berbagai jenis sayuran antara lain seperti cabai merah, kacang panjang, timun, bawang merah, mengalami kenaikan di awal bulan puasa. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 Jawa Tengah - DIYAsam Urat Tinggi? Coba Aneka Jus Ini
4 Jawa Tengah - DIYInilah 5 Makanan di Sekitar Kita yang Bisa Turunkan Kolesterol
5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Saksikan Live Streaming Liga Italia AC Milan vs Inter Milan, Segera Dimulai
Kesaksian Warga soal Pekerja Tewas Tertimbun Longsoran di Proyek Perbaikan Saluran PDAM di Purwakarta
Kebakaran Hebat Gudang Mebel di Tambun Bekasi, Sempat Terdengar Ledakan
Trailer Film Pengepungan di Bukit Duri Dirilis, Jadi Film ke-11 Joko Anwar
Link Live Streaming Liga Inggris Arsenal vs Manchester City, Segera Mulai di SCTV dan Vidio
Hasil Liga Inggris Manchester United vs Crystal Palace: Tren Kemenangan Setan Merah Terhenti
Takbir 5 Kali dalam Sholat Jenazah, Batal atau Tidak? Begini Kata Gus Baha
Kebakaran Kembali Landa Permukiman di Manggarai Jaksel, 27 Unit Mobil Damkar Dikerahkan
Jurus PLN EPI Kurangi Emisi Karbon di Jakarta
Kebakaran Hebat Landa Gudang Mebel di Tambun Bekasi, 12 Unit Damkar Diterjunkan
Apa Arti Masyaallah Tabarakallah: Makna, Manfaat, dan Waktu Mengucapkannya yang Tepat
Rencana Menhut Raja Juli Antoni Buka 20 Juta Hektare Hutan untuk Pangan dan Energi Disorot Media Jepang