Menanti Kejelasan Nasib Merpati Airlines

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan pihaknya belum dapat menjelaskan secara detil mengenai penyelesaian utang Merpati.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 03 Sep 2015, 18:45 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2015, 18:45 WIB
Pesawat Merpati

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mengharapkan nasib dan utang PT Merpati Nusantara Airlines dapat diselesaikan pada akhir 2015.

"Insya Allah selesai tahun ini," ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Kamis (3/9/2015).

Ia mengatakan, ada sejumlah proposal pinjaman PT Merpati Nusantara Airlines. Akan tetapi pihaknya belum dapat menjelaskan secara detil mengenai hal itu.

"Ada beberapa proposal pinjaman PT Merpati Nusantara Airlines. Sedang dilihat dan dikerjakan. Saya tidak dapat berbicara banyak karena belum ada laporan dari Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Mereka sedang pelajari secara mendalam. Aktivitas Merpati itu ada dua yaitu penerbangan dan maintenance service. Maintenance ini masih berjalan baik," jelas Rini.

Saat ditanyakan mengenai apakah ada investor tertarik untuk masuk dari China dan Rusia, Rini mengatakan belum mengetahui hal itu. "Justru kurang jelas. Silahkan tanya ke PPA," tutur Rini.

Sebelumnya Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) bersama sejumlah menteri membahas nasib PT Merpati Nusantara Airlines pada 31 Agustus 2015. Perusahaan penerbangan itu telah dibekukan sejak Januari 2014 karena utang sekitar Rp 15 triliun.

Direktur Jenderal Kekayaan Negara Hadiyanto menuturkan persoalan PT Merpati Nusantara Airlines begitu rumit untuk dipecahkan. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sedang mengkaji opsi terbaik atas masalah Merpati.

Ada tiga hal yang harus diperhatikan pemerintah dalam restrukturisasi untuk BUMN. Pertama, restrukturisasi harus paling murah biayanya buat negara, bisa melalui likuidasi, jual lepas atau strategi partnership.

Kedua, restrukturisasi harus meningkatkan keberlanjutan bisnis atau usaha. Ketiga, melihat konsen atau fokus BUMN paska restrukturisasi ke depan. Sebab, restrukturisasi harus memberi imbas positif bagi negara. (Yas/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya