Liputan6.com, Jakarta - Perekonomian nasional dan global yang kurang baik tahun ini, juga berdampak terhadap permintaan cat nasional. Kondisi itu diperparah karena daya beli masyarakat terus melemah dan pasar properti yang melambat.
Menurut Jon Tan, Chief Executive Officer (CEO) Decorative Paints PT Nipsea Paint and Chemicals atau Nippon Paint Indonesia (NPI), secara keseluruhan penjualan cat nasional akan turun sekitar 15 persen hingga 20 persen pada 2015.
Penurunan itu tidak hanya untuk segmen arsitektur (dekoratif) saja, tapi juga produk cat lainnya seperti cat kapal, otomotif, dan mesin industri. Di Nippon Paint Indonesia, pasar cat dekoratif mendominasi volume produksi hingga 70 persen.
“Kami sendiri tahun ini menargetkan penjualan tumbuh 20 persen dibanding 2014, namun melihat situasi pasar saat ini, setidaknya sama dengan nilai penjualan tahun lalu saja itu sudah cukup bagus,” ungkap dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat (11/9/2015).
Diakui produk cat di segmen bawah mengalami penurunan paling drastis. Sedangkan di segmen menengah dan premium hingga kini masih bagus karena daya beli konsumen di segmen tersebut masih ada. Nippon Paint saat ini telah memiliki 16 produk di kelas premium dan akan terus ditambah.
Jon Tan menilai penjualan produknya di segmen premium masih punya potensi untuk tumbuh, mengingat Nippon Paint Indonesia terlambat masuk segmen premium. Nippon Paint pun melakukan realokasi produksi dari segmen bawah ke segmen premium.
Sementara terkait perlemahan nilai tukar rupiah, dia mengakui ada dampaknya meski tidak signifikan. Hal itu karena mayoritas bahan baku pembuatan cat itu impor. Kalau pun bukan impor, biasanya dijual dengan menggunakan dollar Amerika Serikat (AS) meski sudah dikonversi ke rupiah.
“Kenaikan harga bahan baku tidak hanya menganggu penetapan harga jual, namun juga menekan margin kami,” ungkap Jon.
Dia memperkirakan setiap 10 persen kurs dolar AS naik, maka produk margin turun 15 persen hingga 20 persen. Meski begitu, Nippon Paint Indonesia belum berencana menaikkan harga produk karena daya beli masyarakat juga sedang lemah.
Merek cat asal Jepang ini sekarang menguasai rata-rata 35 persen pangsa cat nasional di semua segmen. (Rinaldi/Ndw)
Reporter: Muhammad Rinaldi
Penjualan Cat Bakal Turun 20% Tahun Ini
Perekonomian nasional dan global yang kurang baik tahun ini, juga berdampak terhadap permintaan cat nasional.
diperbarui 11 Sep 2015, 08:15 WIBDiterbitkan 11 Sep 2015, 08:15 WIB
Memilih warna cat rumah yang salah akan membuat rumah terlihat kusam dan tidak menarik... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Energi & TambangHarga BBM Pertamina Naik Mulai 1 Februari 2025, Ini Rinciannya!
10
Berita Terbaru
Mengapa Google Menampilkan Kurs 1 Dolar AS jadi Rp8.170? Ini Penjelasannya
Kebakaran Hutan Los Angeles Terkendali Sepenuhnya Setelah Tiga Minggu
VIDEO: Mendagri: Pelantikan Kepala Daerah Terpilih Diundur, Kemungkinan Jadi 17-20 Februari
Bapuk Musim Lalu, Joan Mir Sebut Tim Honda Punya 1 PR Penting Jelang MotoGP 2025
Dolar AS Tiba-Tiba Merosot ke Rp 8.170, Ini Tanggapan Bank Indonesia
VIDEO: Cari Penyebab Kebakaran Glodok Plaza, Polisi Telah Periksa 14 Saksi
Polda Metro Gelar Sidang Etik AKBP Bintoro Terkait Dugaan Pemerasan Anak Bos Prodia Pekan Depan
Target Gen Z, Mocabe Tawarkan Snack Pedas Unik dengan Dua Varian Rasa
Momen Libur Isra Miraj dan Imlek, InJourney Airports Sebut Bandara Soekarno-Hatta yang Paling Sibuk
4 Pemain yang Berpotensi Diangkut Manchester United Jelang Penutupan Bursa Transfer Januari 2025
Kenali, 8 Fitur Utama di Aplikasi Rumah Pendidikan
Viral Istri Cari Suami yang Hilang 10 Hari Saat Berburu, Ternyata Pergi ke Beach Club di Bali