INKA Bakal Bangun Pabrik Kereta Tanpa Masinis pada 2016

INKA mendapat penugasan untuk membuat kereta LRT yang akan menghubungkan Cibubur-Dukuh Atas.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 17 Sep 2015, 12:25 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2015, 12:25 WIB
Railbus produksi INKA
Railbus produksi INKA (Foto: Inka).

Liputan6.com, Jakarta - PT Industri Kereta Api (INKA) Persero akan membangun pabrik khusus pembuatan kereta Light Rail Transit (LRT) pada tahun depan. Rencana ini menyusul penugasan pemerintah kepada INKA untuk memproduksi kereta tanpa masinis dengan usulan suntikkan modal dari negara Rp 1 triliun.

Direktur Utama INKA, Agus Purnomo mengungkapkan, perseroan telah menyusun rencana bisnis dari alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1 triliun yang diusulkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kepada Komisi VI DPR.

"PMN ini untuk membangun pabrik LRT baru dan merehabilitasi mesin-mesin di pabrik INKA yang sudah uzur. Usia mesin-mesin itu di atas 30 tahun," terang dia saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR, Jakarta, Kamis (17/9/2015).

Dijelaskan Agus, perseroan mendapat penugasan untuk membuat kereta LRT yang akan menghubungkan Cibubur-Dukuh Atas. Sementara pabrik INKA di Madiun, Jawa Timur, sambungnya, sudah dipenuhi dengan orderan produksi kereta barang dan penumpang. Sedangkan untuk memproduksi kereta LRT dan KRL akan ditampung di pabrik lain.

"Kami sudah menjajaki dua lokasi, yakni di Gresik dan Kuala Tanjung, Sumatera Utara. Kedua lokasi ini kami sudah kunjungi, tapi tetap harus menunggu keputusannya karena dua-duanya milik BUMN," tegas dia.

Menurut Agus, pembangunan pabrik LRT di Kuala Tanjung sangat menguntungkan bagi perseroan karena lokasinya dekat dengan pabrik alumunium murni. "Memang belum bisa dipakai buat LRT, karena harus diolah lagi. Sebab LRT tidak semuanya pakai alumunium, tapi pakai baja," ujarnya.

Dia menargetkan, pembangunan pabrik LRT akan dimulai konstruksinya pada 2016. "Jadi harapannya kajian untuk opsi dua lokasi ini bisa segera selesai," cetus Agus.

Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan pembangunan kereta tanpa masinis Light Rail Transit (LRT) pada Rabu (9/9/2015). Dalam pembangunan LRT, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) ditunjuk sebagai pelaksana proyek pembangunan.

Proyek pembangunan LRT ini terdiri dari dua tahap dengan total 83,6 kilometer (km) dimana masing-masing terdiri dari 3 lintas pelayanan. Tahap I meliputi lintas Cibubur-Cawang, Bekasi Timur-Cawang, Cawang-Dukuh Atas dengan 18 stasiun dan panjang lintasan mencapai 42,1 km.

Tahap II lintas pelayanan Cibubur-Bogor, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan, dan Palmerah-Grogol dengan panjang lintasan 41,5 km.

Pada LRT tersebut menampung 6 set kereta dengan daya angkut harian konfigurasi 6 train set adalah 24.000 PPHD head way 2 menit saat peak.  Untuk kecepatan operasinya mencapai 60-80 km per jam dan kelistrikannya 1.500 V.

Direktur Utama ADHI Kiswodarmawan mengatakan, LRT merupakan moda transportasi yang ramah lingkungan. "LRT merupakan salah satu moda transportasi massal berbasis rel ramah lingkungan dan pembangunannya dilakukan secara evated di atas ruang milik jalan tol dan non tol. Hal tersebut memungkinkan pembebasan lahan seminimal mungkin," katanya.

Rencanya, pembangunan tahap I akan selesai pada tahun 2018. Sedangkan lintas pelayanan LRT tahap II akan dimulai pada kuartal akhir 2016 dan berakhir pada 2018.

Untuk pembangunan tersebut, ADHI memanfaatkan penyertaan modal negara senilai Rp 1,4 triliun dan publik Rp 1,35 triliun. ADHI sendiri telah memperoleh persetujuan PMN berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2015 tentang APBN 2015 serta telah memperoleh Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2015 dalam rangka merealisasikan rencana pembangunan transportasi massal LRT. (Fik/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya