Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menindaklanjuti Instruksi Presiden untuk efisiensi belanja dengan menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/A/548/2025.
SE Sekretaris Jenderal (Sekjen) ini menetapkan strategi pengendalian belanja dalam rangka efisiensi anggaran Tahun 2025. Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 yang mengamanatkan efisiensi belanja di seluruh kementerian dan lembaga negara.
Baca Juga
Pemerintah melalui instruksi tersebut mengarahkan kementerian dan lembaga untuk melakukan efisiensi dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2025.
Advertisement
Pejabat pimpinan tinggi madya, pejabat pimpinan tinggi pratama, pimpinan satuan kerja/unit kerja/unit pelaksana teknis, serta seluruh pegawai di lingkungan Kementerian Kesehatan menjadi pihak yang wajib menjalankan kebijakan ini.
Kementerian Keuangan turut berperan dalam menetapkan besaran efisiensi yang harus diterapkan di setiap unit kerja. SE ini ditetapkan pada 9 Februari 2025 dan mulai berlaku efektif pada 10 Februari 2025, mencakup kantor pusat hingga unit pelaksana teknis di daerah.
Pemerintah menetapkan kebijakan efisiensi belanja sebagai langkah untuk menjaga keseimbangan anggaran negara dengan memastikan alokasi dana yang lebih efektif serta mengurangi pengeluaran yang tidak mendesak di setiap kementerian dan lembaga. Dikutip dari laman setjen.kemkes.go.id, SE ini mengatur berbagai strategi efisiensi yang mencakup beberapa aspek utama.
“Salah satu langkah yang diambil adalah pembatasan biaya operasional dengan mengurangi anggaran minimal 50 persen untuk kebutuhan seperti alat tulis kantor, barang cetak, alat kebersihan, listrik, air, telepon, internet, serta pemeliharaan gedung dan kendaraan,” mengutip SE yang ditetapkan Sekjen Kemenkes, Kunta Wibawa Dasa Nugraha pada 9 Februari 2025.
Penggunaan Sarana Prasarana Diperketat
Selain itu, penggunaan sarana dan prasarana juga diperketat, termasuk pengaturan lebih ketat terhadap penggunaan lift dan pendingin ruangan. Serta penerapan penghematan listrik dan air secara disiplin di seluruh unit kerja.
Pembatasan juga berlaku pada penggunaan kendaraan dinas, yang kini hanya diperbolehkan bagi pimpinan tinggi madya dan pratama.
Pengadaan kendaraan harus mengutamakan pemanfaatan aset negara yang sudah ada atau menggunakan mekanisme sewa untuk menghindari pembelian baru yang berpotensi membebani anggaran.
Advertisement
Mengutamakan Mekanisme Daring
Sementara itu, perjalanan dinas dikurangi dengan lebih mengutamakan mekanisme daring untuk pertemuan serta kegiatan sosialisasi guna menekan biaya transportasi dan akomodasi.
Sebagai bentuk adaptasi terhadap tren fleksibilitas kerja, kebijakan ini juga menerapkan sistem Work From Anywhere (WFA) yang diberlakukan setiap hari Rabu bagi pegawai non-pejabat pimpinan tinggi di kantor pusat.
“Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi tanpa mengurangi produktivitas kerja. Untuk memastikan strategi efisiensi ini berjalan dengan optimal, monitoring dan evaluasi akan dilakukan secara berkala, minimal sebulan sekali,” mengutip laman resmi Kemenkes, Senin (17/2/2025).
Evaluasi ini bertujuan meninjau efektivitas kebijakan yang diterapkan serta melakukan penyesuaian jika diperlukan agar efisiensi anggaran tetap selaras dengan kebutuhan operasional Kementerian Kesehatan.
Langkah-langkah penghematan ini diharapkan dapat mendukung keberlanjutan fiskal negara tanpa mengganggu layanan kesehatan masyarakat yang menjadi prioritas utama Kementerian Kesehatan.
Kurangi Penggunaan Lift dan AC
Guna menghemat listrik, pegawai yang memiliki kondisi fit disarankan menggunakan fasilitas tangga.
Sementara, fasilitas lift pegawai digunakan dengan ketentuan:
- bagi pegawai umum, dilakukan penjadwalan operasional lift pada lantai dan jam tertentu; dan
- lift yang beroperasi secara penuh, diperuntukkan bagi pegawai dengan risiko kesehatan tinggi, ibu hamil, dan disabilitas.
Ada pula pengaturan penggunaan pendingin ruangan (air conditioner/AC), yakni:
- menggunakan AC sentral pada kisaran suhu 24°C-27°C; dan
- peniadaan penggunaan AC non-sentral, seperti AC split, AC cassette, dan standing).
Penghematan penggunaan listrik, memiliki ketentuan sebagai berikut:
- penggunaan lampu penerangan ruangan selama jam kerja, dilakukan dengan pencahayaan secukupnya dan mengoptimalkan pencahayaan alami;
- di luar jam kerja, dilakukan pemadaman lampu penerangan ruangan;
- selama jam kerja, peralatan elektronik digunakan secara bijak, selektif, dan mematikan peralatan elektronik yang tidak digunakan;
- di luar jam kerja, mencabut stop kontak dari peralatan elektronik ke saluran jaringan listrik.
Penghematan penggunaan air, dilakukan dengan:
- menggunakan air secara bijak, secukupnya, dan tidak berlebihan;
- optimalisasi penggunaan kran air, baik dari sisi jumlah dan pengaturan bukaan valve pada sistem plumbing;
- peniadaan pencucian kendaraan dinas operasional jabatan dan operasional kantor; dan
- melakukan identifikasi dini terhadap kebocoran pipa/kran air.
Advertisement
