Manfaat Membangun Pipa Gas di Blok Masela

Pembangunan pipa dengan nilai investasi US$ 14,6 miliar hingga US$ 16 miliar tersebut akan menciptakan lapangan kerja.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 21 Sep 2015, 21:22 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2015, 21:22 WIB
20150921-Rakor-Kemenko-Kemaritiman-dan-Sumber-Daya
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli (tengah) memimpin rapat koordinasi di Gedung BPPT, Jakarta, Senin (21/9/2015). Rakor membahas potensi gas yang ada di Blok Masela yang kian banyak ditemukan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli menyatakan, banyak manfaat yang didapat jika pemerintah pembangunan infrastruktur jaringan pipa gas di blok minyak dan gas (migas) Masela, Maluku. 

Rizal mengatakan, jika pipa sepanjang 600 kilometer (km) tersebut dibangun maka akan menghidupi Pulau Aru. Bahkan bisa menghidupkan lebih besar dari Blok yang ada di Balikpapan, Kalimantan Timur.

"Manfaatnya yang didapat dari pengembangan wilayah Pulau Aru dalam 10 tahun ke depan bisa bangun kota lebih besar dari Balikpapan. Balikpapan kan ada Blok Mahakam," kata Rizal, di Kantor Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (21/9/2015).

Ia menambahkan, pembangunan pipa dengan nilai investasi US$ 14,6 miliar hingga US$ 16 miliar tersebut akan menciptakan lapangan kerja, dan industri di sekitar ruas pipa tersebut.

"Dengan fasilitas onshore (daratan) akan menciptakan pekerjaan banyak sekali. Belum lagi jika itu terbangun akan mengembangkan industri petrochemical dan pabrik pupuk," paparnya.

Rizal menambahkan, Blok Masela yang diperkirakan bisa beroperasi pada 2024 tersebut, memilik banyak kandungan gas, potensinya mencapai 10,7 triliun cubic feet (tcf). Karena itu ada rencana membangun infrastruktur pengolahan gas.

Secara finansial, balik modal (Internal Rate of Return/IRR) blok tersebut mencapai 15,04 persen menyumbang pendapatan negara US$ 43,8 miliar.

Ada dua pilihan pembangunan infrastruktur gas. Pertama membangun faslitas pengolahan terapung di laut dengan teknologi terbaru yang memakan biaya US$ 19,3 miliar.

Pilihan kedua adalah membangun jaringan pipa sepanjang 600 km dari Blok Masela yang terletak di Laut Arafuru menuju Pulau Aru dengan investasi US$ 14,6 miliar sampai US$ 16 miliar. (Pew/Gdn)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya