Operator Proyek LNG Blok Masela Belum Produksi, Menteri ESDM Bakal Lakukan Hal Ini

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyoroti kontrak kerja sama Wilayah Kerja (WK) Masela yang sudah ditandatangani sejak 26 tahun silam.

oleh Tira Santia diperbarui 30 Jan 2025, 17:15 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2025, 17:15 WIB
Bahlil Lahadalia
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, dalam Diskusi Ekonomi Outlook 2025, di Jakarta, Kamis (30/1/2025). Bahlil berkomentar mengenai keluarnya Amerika Serikat (AS ) dari Perjanjian Paris.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberikan peringatan keras kepada operator proyek LNG Blok Masela di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, agar segera memulai tahap produksi.

Hal ini disampaikan Bahlil Lahadalia saat ditemui usai menghadiri acara Diskusi Outlook 2025 bertajuk "Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Tantangan dan Peluang di Era Baru,” di Jakarta, Kamis (30/1/2025).

Bahlil menegaskan, jika operator tidak segera melakukan pekerjaan untuk memulai produksi pada tahun ini, pihaknya akan mengevaluasi lebih lanjut.

“Aku sudah bikin surat. Kamu (operator) kalau tahun ini nggak melakukan pekerjaan untuk produksi, ya mohon maaf, atas nama undang-undang, tidak menutup kemungkinan kami akan mengevaluasi,” tegas Bahlil.

Menteri ESDM juga menyoroti kontrak kerja sama Wilayah Kerja (WK) Masela yang sudah ditandatangani sejak 26 tahun silam. Bahlil menegaskan bahwa jika operator tidak segera melakukan langkah-langkah produksi, pemerintah akan mengambil tindakan tegas.

“Supaya apa? Jangan pengusaha yang mengendalikan negara, tetapi negara yang harus mengendalikan pengusaha. Dengan catatan, negara juga tidak boleh zalim (tidak adil) ke pengusaha,” ujarnya.

Sebagai informasi, Kontrak kerja sama WK Masela sendiri ditandatangani pada 16 November 1998 dengan durasi 30 tahun. Kontrak tersebut telah mendapatkan kompensasi waktu 7 tahun dan perpanjangan 20 tahun, yang artinya kontrak ini akan berakhir pada 15 November 2055.

Saat ini, operator dan pemegang saham utama di WK Masela adalah Inpex Masela Ltd (65 persen), PT Pertamina Hulu Energi Masela (20 persen), dan Petronas Masela Sdn. Bhd (15 persen).

 

Prabowo Perintahkan 2 Menteri Kawal Kelanjutan Proyek Blok Masela

Prabowo Pimpin Sidang Kabinet Perdana di Istana Jakarta
Presiden Prabowo Subianto didampingi Wapres Gibran Rakabuming Raka memimpin sidang perdana Kabinet Merah Putih di Istana, Jakarta, Rabu (23/10/2024). (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)... Selengkapnya

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto memerintahkan 2 menteri untuk mengawal kelanjutan proyek gas Blok Masela agar kendala-kendala yang dihadapi segera diselesaikan bersama investor terkait.

Tugas ini diberikan kepada Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto.

"Harapannya juga ingin segera berjalan, direncanakan pada tahun depan sudah mulai berjalan, tadi sampaikan, dan diharapkan selesai pada beberapa tahun ke depan," kata Rosan melansir Antara di Jakarta.

Menurut Rosan, kendala yang dihadapi Inpex sebagai investor asal Jepang dalam proyek gas Blok Masela sudah berlangsung cukup lama mengingat proyek ini sudah berjalan lebih dari dua dekade.

Meski begitu, proses penyelesaian terus diupayakan mengingat potensi dari proyek gas Blok Masela begitu besar nilainya.

“Tadi diperintahkan langsung baik ke saya maupun ke Pak Menko, untuk mengawal ini langsung, untuk bisa memastikan tantangan-tantangan yang ada itu bisa kita selesaikan dengan cepat, karena ini sudah terlalu lama, sudah 20 tahun," ujar Rosan. 

Nilai Investasi

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto di Istana Kepresidenan menyebutkan bahwa nilai investasi dari proyek gas Blok Masela bernilai besar yaitu 21 miliar dolar AS (sekitar Rp332,5 triliun).

Dengan modal besar bagi Indonesia, maka dari itu proyek ini harus segera diselesaikan.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya