Mentan Beberkan 5 Alasan Harga Beras Naik 10%

Penyebab pertama naiknya harga beras dipicu karena biaya produksi yang juga naik.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 25 Sep 2015, 14:58 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2015, 14:58 WIB
20150918-Beras Naik-Jakarta
Pekerja tengah memindahkan beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Jumat (18/9/2015). Harga beras mengalami kenaikan hingga 14 persen dari harga tahun lalu yang disebabkan oleh melonjaknya biaya produksi mencapai 20 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Karawang - Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut ada kenaikan harga beras rata-rata sebesar 10 persen. Ada 5 faktor yang dinilai jadi penyebab harga beras naik.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, kenaikan harga beras tersebut masih dianggap wajar. Dia merinci, penyebab pertama naiknya harga beras dipicu karena biaya produksi yang juga naik.

"Satu biaya produksi naik, naik 15-20 persen. Harga beras naik 10 persen artinya normal," kata dia di Karawang, Jumat (25/9/2015).

Kedua, pemerintah tidak melakukan impor yang kemudian membanjiri pasaran. Dia menegaskan pasokan cukup dan membuktikan upaya pemerintah berhasil dalam menghadang dampak El Nino.

"Yang kena El Nino itu hanya panen Januari-Agustus, 80 persen sudah masuk gudang ini tidak kena lagi karena sudah panen. Karena sudah panen yang kena El Nino September-Oktober hanya 12 persen ini kita jaga. 8 persen November-Desember ada hujan dan kecil. Jadi seakan-akan bayangan kita 14 juta hektar di situ persepsi masyarakat keliru," jelasnya.

Ketiga, kenaikan beras disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) imbas dicabutnya subsidi BBM.

Kemudian yang keempat, naiknya harga beras disebabkan oleh inflasi. Sedangkan faktor kelima disebabkan oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar yang mempengaruhi lantaran bahan pangan juga dipasok oleh impor. Sebagaimana diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar mencapai level 14.500.

"Faktor-faktor ini tidak bisa sangkal," tandas dia. (Ahm/Zul)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya