Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan, pihaknya sengaja menggandeng pihak Kepolisian untuk mengawal harga gabah petani agar tidak dibeli di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP), yaitu sebesar Rp 6.500 per kilogram.
“Nah, itu yang dikawal kepolisian. Karena kesepakatan kita adalah Rp 6.500 diserap (gabah) bukan saja bulog, tapi semua pihak,” kata Amran dalam konferensi pers Percepatan Penyerapan gabah/beras, di Kantor Kementan, Senin (10/2/2025).
Baca Juga
Mentan mengungkapkan bahwa kesepakatan untuk membeli gabah dengan harga minimal Rp 6.500 per kilogram harus dijalankan oleh semua pihak yang terlibat, tidak hanya Bulog (Badan Urusan Logistik), tetapi juga berbagai pihak lainnya yang berperan dalam rantai distribusi pangan.
Advertisement
“Supaya apa? Kesejahteraan NTP petani jangan jatuh. Supaya kesejahteraan petani terjaga,” ujarnya.
Menurutnya, sektor pangan adalah urat nadi bagi lebih dari 100 juta rakyat Indonesia. Harga gabah yang jatuh akan berisiko mengurangi pendapatan petani, bahkan menambah tingkat kemiskinan dan pengangguran, yang pada akhirnya akan berdampak pada stabilitas sosial dan ekonomi negara.
“Ingat, saudara kita yang di sektor pangan itu ada 100 juta. Ini terpukul kalau harga jatuh.Sehingga harga ini harus kita jaga bersama,” ujarnya.
Amran juga menegaskan bahwa meskipun produksi gabah meningkat, hal itu tidak boleh menyebabkan harga beras dan gabah jatuh di bawah Harga Pokok Produksi (HPP).
Hal ini penting agar NTP petani tetap berada di level yang dapat menjamin keberlanjutan kehidupan mereka. Bahkan, ia berharap harga gabah bisa meningkat lagi, guna mendongkrak kesejahteraan petani.
“Jadi, kewajiban itu semua pihak yang membeli gabah. Bukan saja Bulog. Harus minimal harga Rp 6.500 agar NTP kita. Ini harus pertahankan, bila perlu naik kembali,” ujarnya.
Mentan Soroti Harga Beras
Mentan mengatakan pada Januari tahun lalu, harga beras sempat menyentuh angka Rp15.000-Rp16.000 per kilogram, yang merupakan harga tertinggi dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Saat ini, harga beras berada pada rata-rata Rp12.000 per kilogram.
Meskipun ada penurunan harga, hal ini masih dianggap wajar karena tingginya produksi yang menyebabkan surplus pasokan.
“Anda perhatikan, Januari beberapa hari tahun lalu, harga beras Rp15.000-Rp16.000. Tertinggi selama merdeka. Hari ini itu berada pada rata-rata average Rp12.000. Artinya apa? Penurunan drastis karena produksi naik,” ujarnya.
Namun, Amran mengingatkan pentingnya menjaga agar harga gabah dan beras tidak terus menurun, karena dampaknya sangat besar bagi ekonomi negara.
“Tetapi kita harus jaga jangan sampai harga jatuh di bawah HPP. Karena itu akan menimbulkan berdampak pada kemiskinan, berdampak pada pengangguran, berdampak pada kesejahteraan petani. Jadi dampaknya luar biasa pada negara kita,” tegas Mentan.
Advertisement
Bulog Pede bisa serap beras 3 juta
Perum Bulog optimis mampu menyerap 3 juta ton beras dari petani hingga bulan April mendatang. Dengan perkiraan surplus sekitar 4 juta ton pada bulan Mei 2025.
Direktur Utama Perum Bulog, Novi Helmy Prasetya, mengungkapkan bahwa optimisme tersebut datang setelah serangkaian rapat koordinasi dengan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaeman dan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono, di mana berbagai langkah konkret telah disepakati untuk memastikan target tersebut tercapai.
“Baru saja kita selesai menyelesaikan rapat, bersama dengan Pak Mentan, dengan Pak (Wamentan) Sudaryono juga. Kemudian sudah disepakatin, tadi sudah disampaikan oleh Pak Mentan. Nanti bulog, Pimpinan Wilayah (Pinwil) juga hadir di 26 wilayah, hadir semuanya. Nanti kita akan laksanakan,” kata Novi, dalam konferensi pers di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Minggu (9/2/2025).
Menurut Novi, pencapaian target tersebut tidak hanya bergantung pada peran Bulog saja, tetapi juga melibatkan kerjasama berbagai pihak, termasuk TNI dan Polri yang akan berperan aktif di lapangan. Sinergi ini sangat penting untuk memastikan distribusi dan penyerapannya berjalan lancar tanpa hambatan.
“Insya Allah, kita akan mencapai target, sesuai dengan yang diharapkan, 3 juta ton. Dan kita akan bekerja keras. Saya minta nanti juga kerjasamanya di lapangan, dan kita akan juga melibatkan teman-teman yang ada TNI, Polri, yang berada di wilayah juga,” ujarnya.
3 Bulan
Bulog juga berkomitmen untuk mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber daya yang ada, serta memastikan bahwa penyerapan beras berjalan dengan baik, guna mendukung ketahanan pangan nasional.
“Insya Allah sekali lagi, 3 bulan kurang lebih ke depan, untuk target 3 juta itu, kita harus optimis, bisa kita dapatkan,” ujar Novi.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)