Mentan Amran Pastikan Produksi Padi Nasional Tinggi

Presiden Jokowi berjanji agar varietas padi dan teknologi mikroba baru dapat dikembangkan secara besar-besaran di seluruh wilayah Indonesia.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 03 Okt 2015, 21:04 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2015, 21:04 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendampingi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan panen raya padi di Desa Sonorejo, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendampingi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan panen raya padi di Desa Sonorejo, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. (Foto: Kementerian Pertanian)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendampingi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan panen raya padi di Desa Sonorejo, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah yang dihasilkan pada kegiatan Demonstrasi Farm (Denfarm) seluas 50 hektare (ha), pada Sabtu (3/10/2015). 

Produksi padi di daerah tersebut mencapai 9 hingga 11 ton per hektare. Ini merupakan panen padi di musim gadu (kemarau) yang rata-rata kualitasnya lebih baik pada saat musim hujan.


“Padi yang dihasilkan di musim kemarau itu kualitas lebih baik, karena kadar airnya rendah, hama dan bakteri relatif sedikit dan mendapat penuh sinar matahari. Wajar harga lebih tinggi dong,” papar Amran.

Padi yang dipanen merupakan padi yang dibudidayakan dengan metode 3 in 1 yakni penggabungan sistem tanam Hazton, decomposer Beka dan pupuk organik Puma dengan menggunakan bibit varietas baru dan yang digunakan sesuai dengan kebiasan petani setempat.

Amran menjelaskan, kegiatan panen raya padi yang dilakukan Presiden RI Jokowi guna memastikan dan melihat lanngsung produksi padi yang dihasilkan petani di daerah Sukoharjo dengan menggunakan varietas baru, decomposer baru dan sistem tanam baru.

“Ini kita lihat hasilnya sebentar, menurut laporan dari panitia, produksi padinya 9 hingga 11 ton per hektare. Ini sangat bagus dan sangat menggembirakan,” katanya.

Dalam acara panen raya tersebut, Presiden Jokowi berjanji agar varietas padi dan teknologi mikroba baru dapat dikembangkan secara besar-besaran di seluruh wilayah Indonesia.

“Kalau hasilnya ini memang benar 10 ton per hektare, maka akan dikembangkan secara besar-besaran di seluruh wilayah Indonesia. Ini bukan lahannya yang dikembangkan tapi produksi padi lewat inovasi varietas-varietas dan teknologi mikroba baru,” tutur Jokowi.

Dengan produksi padi yang cukup tinggi tersebut, Amran menyatakan kedepan akan mengumpulkan seluruh varietas baru berikut penemu maupun penelitinya dalam waktu dekat. Ini untuk mendorong produksi padi nasional agar swasembada beras dapat diwujudkan dan kesejahteraan petani pun meningkat.

“Coba dibayangkan, Ini kalau peningkatan produksi 30 persen saja yaitu 5 juta hektare dari luas panen seluruh Indonesia 14 juta hektare, katakanlah selisih kenaikan produksi 3 ton saja, kemudian 3 ton dikali 5 juta hektare yaitu 15 juta ton per hektare kemudian dikalikan harga gabah Rp 4 ribu per kilogram maka hasilnya 60 triliun. Ini petani sangat berbahagia menikmati hasilnya. Ini kita harus dorong inovasi-inovasi baru,” jelasnya. 

Mentan meminta masyarakat tidak perlu khawatir akan kekurangan ketersedian stok beras sampai akhir tahun. Ini karena produksi dalam negeri diprediksi masih bisa dicukupi dari produksi nasional. “ Jadi, saya tidak mempermasalahkan beras itu PSO atau bukan. Karena sekarang musim kering, sehingga harga beras itu rata-rata lebih tinggi karena kualitasnya bagus,” ujarnya.

Untuk masyarakat yang kurang mampu, Mentan menyampaikan pemerintah sudah mempersiapkan beras sejahtera (rastra) ke 13 dan 14 untuk dibagikan di bulan Oktober dan November. Sehingga stok beras sampai akhir tahun aman. (Amd/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya