Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia menguat di awal pekan setelah harapan terhadap prospek kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve susut setelah dana tenaga kerja lebih lemah dari perkiraan.
Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang naik 0,7 persen. Diikuti indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,6 persen dan indeks saham Australia mendaki 1,9 persen. Indeks saham Jepang Tokyo menanjak 1 persen. Indeks saham Jepang Nikkei menguat 1,5 persen dan indeks saham Selandia Baru/NZX menguat 1,2 persen.
Rilis data ekonomi AS menjadi fokus perhatian pelaku pada awal pekan ini. Pada Jumat pekan lalu, AS merilis data penyerapan tenaga kerja non pertanian dan pemerintah naik 142 ribu pada September 2015, angka ini jauh lebih rendah dari yang diharapkan pelaku pasar.
Advertisement
Laporan pekerjaan lesu ini mendorong keraguan kalau ekonomi AS itu cukup kuat untuk menahan kenaikan suku bunga AS sebelum akhir tahun. Sentimen tersebut pun juga memberikan sentimen positif pada bursa saham AS. Indeks saham Dow Jones dan S&P masing-masing naik lebih dari 1 persen.
"Rilis data ekonomi AS kemarin telah mengesampingkan sentimen untuk kenaikan suku bunga bank sentral AS, dan pasar juga menjadi ragu pada pertemuan bank sentral AS pada Desember," ujar Evan Lucas, Analis IG Ltd, seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (5/10/2015).
Di awal pekan ini, obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun naik setelah data pekerjaan AS lesu. Sementara itu, indeks dolar AS cenderung defensif terhadap sejumlah mata uang utama. Indeks dolar AS berada di kisaran 95,507. Euro stabil di kisaran US$ 1,1217.
Harga minyak cenderung sedikit merosot di awal pekan. Harga minyak acuan AS turun 0,5 persen ke level US$ 45,31 setelah naik 1,8 persen pada Jumat pekan lalu.(Ahm/Igw)