Liputan6.com, Chicago - Mengawali pekan ini, harga emas cenderung menguat secara teknikal melanjutkan penguatan pada Jumat pekan lalu. Hal itu setelah rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) tak sesuai harapan.
Harga emas untuk pengiriman Desember naik US$ 0,20 ke level US$ 1.136,80 per ounce. Diikuti harga perak untuk pengiriman Desember menguat US$ 0,392 ke level US$ 15.655 per ounce. Demikian mengutip dari laman Kitco, Selasa (6/10/2015).
Investor global memperhitungkan risiko yang terjadi di pasar sehingga mendorong penguatan harga emas meski terbatas. Hal itu juga ditopang dari bursa saham global dan AS menguat pada perdagangan saham Senin pekan ini.
Advertisement
Angka penyerapan data tenaga kerja AS di non sektor pertanian dan pemerintah tak sesuai harapan pelaku pasar telah mendorong spekulasi kalau bank sentral AS atau The Federal Reserve akan menunda kenaikan suku bunga hingga tahun depan.Data penyerapan tenaga kerja AS di non sektor pertanian dan pemerintah naik menjadi 142 ribu dari harapan pelaku pasar sekitar 200 ribu.
Ini dapat membuat bank sentral AS mengikuti bank sentral China dan Eropa yang khawatir terhadap pertumbuhan ekonomi stagnan. Sentimen tersebut mendorong penguatan harga logam termasuk emas. Kalau dilihat berdasarkan teknikal, penutupan harga emas di awal pekan ini menunjukkan harga emas masuk area konsolidasi setelah menguat pada Jumat pekan lalu. Akan tetapi, tren kenaikan juga harus ditunjukkan dari momentum pembelian signifikan. (Ahm/Igw)