Perkuat Daya Saing, Pelaku UKM Harus Hijrah ke Digital

Dalam ajang Garcombs 2015, Direktur Telkom Muhammad Awaluddin mengenalkan buku terbarunya yang berjudul Digital Entrepreneurshift.

oleh Arthur Gideon diperbarui 15 Okt 2015, 12:38 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2015, 12:38 WIB
 Direktur Telkom Muhammad Awaluddin (tengah) berfoto bersama dengan dua editor "Digital Entrepreneurshift" Doni Ismanto Darwin (kiri) dan Sabri Rasyid.
Direktur Telkom Muhammad Awaluddin (tengah) berfoto bersama dengan dua editor "Digital Entrepreneurshift" Doni Ismanto Darwin (kiri) dan Sabri Rasyid.

Liputan6.com, Jakarta - Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia sudah saatnya hijrah dari model bisnis tradisional ke digital untuk meningkatkan daya saingnya. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Enterprise dan Businesss Services PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Muhammad Awaluddin Saat menjadi pembicara di ajang Global Advanced Research Conference on Management and Business Studies (Garcombs) 2015 di Sanur, Bali Rabu (14/10/2015) kemarin. 

"Pada 2013, UKM berkontribusi sekitar 60 persen bagi Gross Domestic Product (GDP) Indonesia. Untuk lebih memperkuat daya saing, sudah saatnya pelaku UKM hijrah ke digital (goes digital) karena teknologi bisa membuka banyak peluang," ungkap Awaluddin seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Kamis (15/10/2015). 

untuk mendorong UKM bisa goes digital, dibutuhkan beberapa hal seperti peningkatan akses broadband, mentransformasi pelaku UKM menjadi pebisnis digital, memperluas pembayaran elektronik, memperluas akses ke layanan keuangan, dan memperluas layanan e-Government.

"Hal yang paling penting adalah meningkatkan Digital Literacy. ini Tak mudah memang. Anda boleh survei, dari 100 pelaku UKM, maksimal hanya ada 4 yang menerapkan model bisnis digital secara penuh. Artinya, peluang untuk tumbuh masih besar karena pembangunan infrastruktur broadband juga tengah berkembang," katanya. 

Dalam membawa UKM hijrah ke digital, mengadopsi konsep Pentahelix Academician–Business–Community– Government-Media (ABCGM) layak dilakukan. Di konsep ini Akademisi berperan sebagai konseptor seperti melakukan standarisasi model bisnis, sertifikasi, dan lainnya. Business player sebagai enabler dengan menghadirkan infrastruktur ICT, Media menjalankan peran sebagai expander, komunitas untuk akselerator, dan pemerintah sebagai regulator.

"Konsep ini bisa menghasilkan simfoni yang efisien, produktif, dan lingkungan sosial yang kompetitif melalui utilisasi ICT. Filosofi dari konsep ini adalah kita harus berjalan bersama membangun eksosistem UKM Goes Digital karena ini perjalanan yang ditempuh jauh. Tak bisa satu komponen berjalan sendiri, kuncinya kita harus berpola pikir positif. Dalam buku saya katakan, pola pikir positif adalah energi utama untuk suksesnya seorang pengusaha," tukasnya.

Dalam ajang Garcombs 2015 tersebut, Awaluddin juga mengenalkan buku terbarunya yang berjudul Digital Entrepreneurshift. Founder IndoTelko Forum yang juga menjadi Editor di Buku Digital Entrepreneurshift Doni Ismanto Darwin menambahkan, keinginan dari Muhammad Awaluddin untuk membagi ilmu ala korporasi ke dunia UKM sebagai upaya meningkatkan literacy digital bagi pelaku UKM.

"Pak Awaluddin sudah bergelut lama mendorong UKM untuk Goes Digital, bahkan jauh kala salah satu raksasa internet dunia mulai serius menggarap segmen ini di Indonesia. Sekarang banyak operator ikut juga masuk menggarap segmen TI di UKM. Kehadiran buku ini menunjukkan sosok Awaluddin memang ingin mewujudkan Konsep Pentahelix ABCGM itu karena tak pelit membagi jurusnya," katanya. (Gdn/Ahm)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya