Pemerintah Dorong Spesialisasi Tenaga Penyuluh Tanaman Pangan

Presiden Joko Widodo menargetkan swasembada pangan untuk tiga jenis komoditas dalam 3 tahun ke depan.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 17 Okt 2015, 18:01 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2015, 18:01 WIB
Hari Pangan Sedunia, Gimana Kini Nasib Petani?
Hari Pangan Sedunia tahun ini mengambil tema "Pemberdayaan Petani Sebagai Penggerak Ekonomi Menuju Kedaulatan Pangan."

Liputan6.com, Jakarta - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (PPSDM) Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong spesialisi tenaga penyuluh pada tanaman pertanian.

Kepala Badan PPSDM Pertanian Kementerian Pertanian, Pending Dadih Permana mengatakan, spesialisasi tenaga penyuluh tersebut untuk mendorong produktivitas pertanaman. Pasalnya, selama ini tenaga penyuluh disamaratakan untuk semua tanaman.

"Kami sudah merancang penyuluhan ini nanti sifatnya yang tematik. Daerah pengembang daerah tertentu akan kami bekali penyuluh dengan kemampuan teknis dan fungsional terkait dengan komoditas bersangkutan," kata dia di Sumatera Selatan, Pelembang, Sabtu (17/10/2015).

Penyuluh tersebut nanti juga akan mengawal mekanisasi pada pertanian tersebut. "Penguatan sistem penyuluhan jadi konsentrasi kami. Sepanjang bisa bangun harmonisasi, kita bisa lakukan," ujarnya.

Dia menambahkan, pada tahun depan pemerintah akan fokus membiayai penyuluh secara tematik. Adapun ada 7 komoditas utama yang dikawal yakni padi, jagung, kedelai, ternak daging, bawang merak dan bawang putih, dan tebu. 

"Kami anggaran untuk operasional bisa menugaskan penyuluh yang mengawal 7 komoditas mencapai 24 ribu penyuluh," tandas dia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang menargetkan Indonesia mampu swasembada pangan. Dalam tiga tahun di masa kepemimpinannya, Jokowi  menargetkan swasembada pangan untuk beberapa komoditas. 

"Kami akan utamakan beras, kedelai, dan jagung, pada tahun ke empat atau lima baru masuk ke gula dan selanjutnya daging," kata Jokowi. 

Oleh karena itu, Jokowi meminta kepada para menteri terkait dalam hal ini salah satunya menteri pertanian untuk segera membenahi sistem pertanian di Indonesia.

Pembenahan tersebut juga akan didukung dengan perbaikan sarana irigasi. Jokowi menuturkan, sebanyak 52 persen saluran irigasi di Indonesia sudah rusak.

Dirinya juga berpesan kepada seluruh pimpinan baik pusat maupun daerah untuk lebih bersinergi dalam membangun sarana irigasi tersebut dari hulu hingga hilir secara bersamaan.

"Waduk itu yang bangun pemerintah pusat, nanti masuk saluran irigasi itu sudah di bagi-bagi, ada yang pemerintah provinsi, ada yang pemerintah kota, di sini yang sering tidak jalan. Jadi kita harus kompak, bagaimana itu bisa selesai bareng semuanya. Bagaimana mau swasembada kalau ini tidak diperbaiki secepatnya," papar Jokowi.

Jokowi menyampaikan akan membangun setidaknya 11 waduk atau bendungan yang tersebar di seluruh Indonesia dalam dua tahun ke depan. (Amd/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya