JK: Negara Bakal Terguncang Jika Warga Kurang Pangan

Indonesia memiliki tantangan yang berat soal pangan dengan terus bertambahnya jumlah penduduk.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 17 Okt 2015, 21:44 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2015, 21:44 WIB
Jusuf Kalla
Jusuf Kalla (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, sebagai kebutuhan dasar, pangan tak boleh mengalami kekurangan pasokan. Untuk itu, ia ingin agar semua pihak bisa mendukung rencana pemerintah terkait dengan pengadaan pangan.

Jusuf Kalla menuturkan, kebijakan impor merupakan antisipasi jika terjadi kekurangan pangan. Langkah itu perlu ditempuh karena beras kebutuhan yang sekali habis dan tidak bisa dihemat pemakaiannya.

"Lebih baik banyak daripada kurang. Kalau baju kurang, kita bisa cuci pakai lagi. Kalau pangan tidak bisa. Sudah kita pakai habis. Tidak bisa dihemat-hemat. Harus ada cadangannya," kata dia Palembang, Sabtu (17/10/2015).

Dia mengatakan jika hal tersebut tak terselesaikan maka akan membuat negara guncang. "Kurang motor, baju, sepatu tidak ada demo. Kurang beras atau pangan bisa tumbang suatu negara," tuturnya.

Menurut JK, Indonesia memiliki tantangan yang berat soal pangan. Hal itu karena meningkatnya jumlah penduduk di sisi lain pasokan air terus berkurang. JK menegaskan perlunya pengembangan teknologi untuk mengatasi permasalan pangan tersebut.

"Di sinilah perlu teknologi. Kita punya banyak tantangan. Penduduk bertambah, sawah berkurang. Teknologi, peralatan, bibit, pengairan yang baik itulah yang bisa mengatasinya," tandas dia.

Sebelumnya, JK pernah mengungkapkan untuk memenuhi kebutuhan pangan, pemerintah tidak menutup kemungkinan untuk impor.  Dari pada mengorbankan masyarakat sehingga kelaparan, pemerintah lebih baik memilih impor.

"Ya kita tidak ingin mengorbankan masyarakat dengan berpegang pada perkiraan yang bisa salah. Karena itulah maka kita buka kemungkinan itu (impor) secepatnya kita akan melihat itu sebagai kemungkinan, harus buka," katanya.

Saat ini stok beras yang ada di gudang Bulog sekitar 1,5 juta ton. Stok tersebut bukan untuk konsumsi para penduduk, melainkan stok beras miskin (raskin). "‎Stok untuk makanan seluruh penduduk itu kira-kira 2,5 juta sampai 3 juta per bulan. Stok Bulog itu hanya kira-kira 1,5 juta juga bisa sampai akhir tahun untuk raskin," tutur dia. (Amd/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya