Khawatir Kelebihan Pasokan, Harga Minyak Tertekan

Harga minyak dunia melemah 1 persen menjadi US$ 44,17 di awal pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Okt 2015, 05:01 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2015, 05:01 WIB
20151007-Ilustrasi Tambang Minyak
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia melemah di awal pekan ini, dan melanjutkan tekanan setelah dua minggu berturut-turut melemah. Hal itu dipicu dari kekhawatiran kelebihan pasokan produksi minyak karena musim panas dan siklus pemeliharaan kilang minyak Amerika Serikat (AS) berkurang.

Pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), harga minyak jenis Brent melemah 20 sen atau 0,4 persen menjadi US$ 47,79 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka AS susut 43 sen atau sekitar 1 persen menjadi US$ 44,17.

Selama dua minggu terakhir, kedua harga minyak acuan tersebut melemah 10 persen. Goldman Sachs memperingatkan risiko penurunan harga minyak pada 2016 juga memberikan tekanan ke harga minyak.Selain itu, pemanfaatan penyimpanan minyak oleh Eropa untuk penyulingan juga mendekati level tertinggi.

"Ada pembicaraan di pasar tentang ultra low sulfur diesel (ULSD) yang berpotensi penyimpanannya mencapai level tertinggi, dan itu membebani harga minyak," kata Dave Thompson, Trader dari Powerhouse seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (27/10/2015).

Sementara itu, Direktur International Energy Agency (IEA) Fatih Birol mengatakan, investasi untuk minyak cenderung menurun pada 2016. "Jika ini benar, maka ini akan menjadi pertama kalinya dalam dua dekade kita akan melihat investasi minyak menurun selama dua hari berturut-turut dan mungkin merupakan indikasi untuk pasar minyak ke depan," kata Birol. (Ahm/Igw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya