Ini Komitmen Investasi Apple di Indonesia

Dalam temu bisnis dengan beberapa pengusaha di AS, pemerintah Indonesia mendapatkan banyak komitmen kerja sama dan investasi.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 30 Okt 2015, 09:45 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2015, 09:45 WIB
Logo Apple
Ilustrasi: Selain menjadi toko ritel pertama di Asia Tenggara, Apple Store ini juga menjadi toko pertama yang sepenuhnya menggunakan energi terbarukan (sumber : bgr.com)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam temu bisnis dengan beberapa pengusaha di AS, pemerintah Indonesia mendapatkan banyak komitmen kerja sama dan investasi. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mendapatkan komitmen dari Appleuntuk membangun pusat pengembangan teknologi di Indonesia.

Franky mengatakan, dari sisi investasi, perusahaan Silicon Valley di bidang inovasi teknologi terutama produsen gadget dan komputer, Apple, menyampaikan rencananya untuk membangun pusat research and development (R&D), dan mendukung pembangunan tambang timah yang ramah lingkungan di Bangka Belitung.

“Mereka sudah komitmen untuk membangun pusat riset dan pengembangan teknologi mereka di Indonesia serta mendukung revitalisasi tambang timah yang dimiliki negara di Bangka Belitung. Hasil timah tersebut akan menjadi bahan baku dari produk-produk yang dihasilkan oleh Apple,” ungkap Franky dalam keterangan tertulis, Kamis 29 Oktober 2015.

Selain Apple, perusahaan Silicon Valley lainnya yang telah membangun pusat R&D di Indonesia adalah Marvell. Pusat R&D tersebut merupakan fondasi bagi pengembangan industri semi konduktor di Indonesia.

“Pengembangan molekular chip yang merupakan terobosan teknologi yang memudahkan perusahaan untuk mengembangkan Marvell industri komputer di Indonesia yang powerfull dengan harga terjangkau,” lanjut Franky.

Beberapa hal yang disampaikan oleh Marvel adalah mengenai kebutuhan industri akan tenaga kerja yang fleksible sehingga dibutuhkan aturan ketenagakerjaan yang fleksibel pula. Hal ini akan segera ditindaklanjuti dan dikomunikasikan lebih lanjut dengan kementerian terkait.

Dalam paparan kepada pelaku usaha sektor ekonomi digital, Menkominfo Rudiantara menyampaikan visi Indonesia sebagai negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara dengan total valuasi US$ 130 miliar atau sekitar Rp 1.756 triliun. Salah satu langkah yang akan dilakukan pemerintah adalah menumbuhkan 1.000 teknopreneur pada 2020 dengan total valuasi US$ 10 miliar atau sekitar Rp 138 triliun. (Yas/Zul)*

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya