Jalur Kereta di Kaltim Bakal Dorong Perkembangan Kawasan Industri

Selain oleh Rusia, pembangunan rel kereta api Trans Kalimantan juga dilakukan oleh Pemerintah Ral al-Khaimah Uni Emirat Arab.

oleh Septian Deny diperbarui 20 Nov 2015, 09:43 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2015, 09:43 WIB
Ilustrasi Kereta Api
KA Kutojaya Selatan (Via: id.wikipedia.org)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan pembangunan proyek jalur kereta di Kalimantan Timur yang akan membentang antara Kabupaten Penajam Paser Utara hingga Kutai Timur, Kutai Barat dan Kutai Kartanegara.

Menteri Perindustrian, Saleh Husin mengatakan, adanya jalur kereta di lokasi tersebut nantinya akan mempercepat pengembangan kawasan industri di provinsi tersebut.

Dia menjelaskan, di Kalimantan saat ini tengah dikembangkan lima kawasan industri yaitu Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) dengan basis industri hilirisasi kelapa sawit, Muara Wahau (industri pengolahan batu bara), Kariangau (industri batu bara, minyak, kayu, dan kimia), Buluminung (industri pengolahan batu bara), serta Kawasan Industri Bontang (industri migas dan kondensat).

"Infrastruktur di Kalimantan Timur ini untuk membangun konektivitas antar kawasan industri sehingga lalu lintas logistik, pasokan bahan baku terjamin, begitu juga pemenuhan sumber daya lainnya," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (20/11/2015).


Rencananya, jalur transportasi ini bakal terkoneksi ke kawasan industri Kariangau di Balikpapan yang memiliki pelabuhan laut. Selain mengangkut bahan baku industri, angkutan kereta api ini akan akan di lanjutkan sebagai pengangkut barang dan manusia.

Panjang rel yang dibangun mencapai 275 km yang pembiayaannya atas kerja sama Pemerintah Provinsi Kaltim–perusahaan Rusia alias tanpa pendanaan APBN. Perusahaan asal Rusia ini juga akan membangun industri ikutannya yaitu Technopark yang berlokasi di Buluminung. 

"Jumlah investasi untuk membangun jalan Kereta Api dan Technopark sebesar kurang lebih Rp 72 triliun," katanya.

Menurut Saleh, pemerintah mengapresiasi proyek ini lantaran tidak melalui hutan lindung maupun hutan konservasi dan proyek ini membuka sebanyak 2.500 lapangan kerja bagi masyarakat lokal dan 8.000 pekerja dari seluruh Indonesia.

Selain oleh Rusia, pembangunan rel kereta api juga dilakukan oleh Pemerintah Ral al-Khaimah Uni Emirat Arab dan pembangunannya sudah mulai dilakukan pada bulan maret 2015 sepanjang 135 Km.

Saleh mengungkapkan, pembangunan kawasan industri di provinsi itu diharapkan dapat meningkatkan investasi industri berbasis potensi sumber daya daerah, menumbuhkan pusat-pusat industri yang saling terkoneksi dan menambah kesempatan dan penyerapan tenaga kerja. Selain itu berpotensi meningkatkan sumber pendapatan daerah dan pendapatan devisa.

Ke depan, lanjut Saleh, kawasan industri di Kaltim diharapkan tumbuh menjadi Kawasan Industri Terpadu yang berkelanjutan dan menjadi penggerak utama dalam percepatan pembangunan Industri di luar Pulau Jawa.

"Selain itu juga menjadi benchmark, semacam rujukan bagi pembangunan kawasan industri di Indonesia," tandasnya. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya