Bank Dunia: Kebakaran Hutan Buat Indonesia Rugi Rp 226 Triliun

Kebakaran dan asap yang terjadi di Kalimantan dan Sumatera memberikan pengaruh negatif bagi pertumbuhan domestik bruto (PDB) Indonesia.

oleh Vina A Muliana diperbarui 15 Des 2015, 13:25 WIB
Diterbitkan 15 Des 2015, 13:25 WIB
20151019-Ilustrasi-Kebakaran-Hutan
Ilustrasi Kebakaran Hutan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Kebakaran hutan yang dialami Indonesia beberapa waktu belakangan ini ternyata memberikan kerugian yang cukup besar.

Menurut data dari Bank Dunia, kebakaran dan asap yang terjadi wilayah Kalimantan dan Sumatera memberikan pengaruh negatif bagi pertumbuhan domestik bruto (PDB) di Indonesia.

Ekonom utama Bank Dunia, Ndiame Diop mengungkapkan, kerugian yang ditimbulkan dari kebakaran hutan tersebut mencapai US$ 16,1 miliar atau Rp 226 triliun (kurs Rp 14.080). Hal ini setara dengan 1,9 persen PDB Indonesia.

"Bagi ekonomi yang sedang tumbuh, kondisi ini bermasalah. Sebagian besar harus menangani masalah lingkungan. Lingkungan yang tidak mendukung dan kebakaran hutan, menghambat pertumbuhan ekonomi," ujarnya dalam Indonesia Economic Quarterly (IEQ), di Soehanna Hall, Energy Building, Jakarta, Selasa (15/12/2015).

Hal tersebut disebabkan lebih dari 100 ribu kebakaran yang terjadi selama 5 bulan terakhir dan menghanguskan 2,6 juta hektare (ha) lahan atau seluas 4,5 kali Pulau Bali.

Diop memandang, biaya yang harus dikeluarkan pemerintah untuk menanggulangi hal ini cukup fantastis. Demi memperbaiki dampak kebakaran, pemerintah harus mengeluarkan dua kali lipat biaya pembangunan kembali usai bencana Tsunami di Aceh.

"Kebakaran hutan dan asap menimbulkan biaya US$ 16,1 miliar. Bandingkan dengan biaya rekonstruksi tsunami Aceh 2004 yang sebesar US$ 7 miliar. Biayanya sangat besar," ungkapnya.

Oleh karena itu, Bank Dunia mengingatkan agar pemerintah Indonesia dapat menjaga pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah di Indonesia agar tidak kembali tertekan oleh kebakaran hutan. (Vna/Ndw)*

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya