Liputan6.com, London - Harga emas jatuh setelah membukukan kenaikan terbesar satu hari dalam dua minggu di hari sebelumnya.
Ini dipicu kebijakan bank sentral Eropa yang kemungkinan melanjutkan pemberian stimulus. Kebijakan ini akan menyakiti euro dan menahan rebound saham global yang kemudian berdampak ke harga emas.
Baca Juga
Seperti dilansir dari laman Reuters, Jumat (22/1/2016), harga emas di pasar spot turun 0,1 persen menjadi US$ 1.099,70 per ounce, setelah jatuh 0,8 persen menjadi US$ 1.092,15 per ounce.
Advertisement
Sementara emas berjangka AS untuk pengiriman Februari turun 0,7 persen menetap di US$ 1.099,20 per ounce.
Presiden bank sentral Eropa Mario Draghi mengatakan gejolak di pasar keuangan dan kekhawatiran kondisi perekonomian China dan pasar negara berkembang lainnya akan membuat ECB kembali mengkaji kebijakan moneternya pada Maret. Kondisi ini mengulurkan prospek pelonggaran lebih lanjut.
Baca Juga
"Setelah pada Rabu harga emas uptick US$ 25 per ounce, dipicu aksi jual pasar ekuitas global, hari ini emas diseret lebih rendah akibat aksi profit taking, memulihkan pasar ekuitas, dan dolar AS yang lebih kuat," kata Analis Komoditas UBS Wealth Management, Giovanni Staunovo.
Harga minyak dan pasar ekuitas global rebound beberapa hari ini penuh gejolak yang menyapu triliunan dolar nilai aset. Namun tidak jelas apakah tindakan ini telah berakhir.
"Komentar Draghi tampaknya telah meningkatkan sentimen risiko. Ditambah emas juga menyentuh posisi yang lebih rendah," kata analis ABN Amro, Georgette Boele.
Permintaan emas fisik di Asia melambat pekan ini karena harga naik. Kenaikan ini membatasi pembelian musiman di Cina menjelang liburan Imlek dan memaksa penjual di India untuk menawarkan diskon.
Di antara logam mulia lainnya, platinum naik 0,05 persen menjadi US$ 818,40 per ounce setelah jatuh ke level terendah 7 tahun di posisi US$ 806,31.(Nrm/Ndw)