Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia yang terus anjlok memberikan dampak begitu besar pada berbagai bidang. Salah satu sektor yang terhantam paling keras tentu saja adalah perusahaan produsen minyak itu sendiri.
Perusahaan minyak dunia seperti Exxon dan Devon terpaksa harus tertatih mempertahankan pemasukan ditengah keterpurukan harga minyak saat ini.
Baca Juga
Namun, di antara banyaknya perusahaan minyak yang harus menelan pil pahit, perusahaan satu ini mungkin merupakan yang paling terpuruk di tengah kondisi saat ini.
Advertisement
Dilansir dari laman USAToday, Minggu (31/1/2016) perusahaan minyak asal brazil, Petrobras harus rela merangkak demi meningkatkan pendapatan dan mempertahankan kepercayaan investor.
Petrobras menghadapi berbagai masalah yang dapat menahan perusahaan dari kemajuan untuk beberapa tahun ke depan.
Raksasa minyak negara Brazil ini memangkas rencana investasi dan target produksinya pada karena jatuhnya harga minyak mentah dan dolar yang terus menguat mendatangkan malapetaka pada pembukuan keuangannya.
Selain itu, Petrobras juga merupakan pusat dari skandal korupsi besar-besaran. Akibat hal ini investor telah memotong investasinya yang direncanakan untuk periode 2015-2019 sebesar 24,5 persen menjadi US$ 98,4 miliar.
Perusahaan juga menurunkan target produksi untuk tahun ini sebesar 1,8 persen, menjadi 2,1 juta barel per hari.
Petrobras terguncang akibat harga minyak yang telah jatuh ke posisi terendah yang tidak terlihat dalam lebih dari satu dekade, bersama-sama dengan kejatuhan mata uangnya, real, dan terungkapnya skema suap yang telah lama berjalan di mana perusahaan membayar miliaran dolar pada kontrak-kontrak konstruksi. (Vna/Ahm)