Perusahaan China Akuisisi Pabrik Toshiba di Indonesia

Toshiba dinilai melepas pabrik televisi dan mesin cuci di Indonesia karena kalah bersaing dengan produk China.

oleh Septian Deny diperbarui 05 Feb 2016, 18:55 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2016, 18:55 WIB
Toshiba Bakal Rumahkan 7000 Karyawan
Sebagian besar yang dipecat bekerja di divisi lifestyle, dan diketahui memang bergerak memproduksi produk elektronik untuk konsumen.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan elektronik asal Jepan‎g, Toshiba memutuskan untuk melepas pabrik mesin cuci dan televisinya di Indonesia. Pabrik tersebut akan diakuisisi oleh perusahaan asal China, Skyworth.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan ‎Industri (BPPI) Haris Munandar mengatakan, Toshiba telah mencapai kesepakatan dengan Skyworth dalam proses akuisisi tersebut. Tanda-tanda akan adanya akuisisi pabrik ini sebenarnya sudah ada sejak tahun lalu.

"‎jadi kalau dilihat dari tahun lalu, memang sudah ada tanda-tanda Toshiba akan diakuisi oleh perusahaan asal China, Skyworth. Nilai akuisisinya sekitar 3 miliar yen," ujarnya di Jakarta, Jumat (5/2/2016).

Dia memperkirakan, penyebab Toshiba melepas pabriknya televisi dan mesin cucinya di Indonesia lantaran produk-produk tersebut sudah kalah bersaing dengan produk sejenis dari China dan juga Korea Selatan. Toshiba dinilai kalah cepat mengembangkan teknologinya pada barang-barang elektronik tersebut.

"‎seperti Toshiba dan banyak produsen lain asal Jepang, mereka kalah cepat mengembangkan teknologi sehingga kalah dengan Korea, dan sekarang dengan China,‎" kata dia.

Meskipun secara kualitas, produk-produk ‎Jepang diakui sangat baik, namun dari sisi harga kalah bersaing dengan produk asal China. Sedangkan kecenderungan orang Indonesia lebih memilik barang dengan harga yang murah meski kualitasnya tidak menjanjikan. Hal ini yang membuat produk-produk Jepang saat ini semakin kalah bersaing.

"Orang Indonesia yang penting harganya, kualitas dinomorduakan. Ibu-ibu kalau ada yang lebih murah akan dicari ke sana, padahal jaraknya lebih jauh, ongkosnya lebih mahal," ujar dia. (Dny/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya