Liputan6.com, Jakarta - Tren belanja iklan televisi diprediksi meningkat pada tahun ini. Roy Morgan Research memprediksi belanja iklan secara nasional akan meningkat di atas 10 persen pada 2016 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Client Service Director Roy Morgan Research Ningsih Sumitro mengatakan belanja iklan televisi masih akan dominan, diikuti media online, kemudian media cetak dan radio.
“Saya kira trennya masih akan meningkat, otomatis karena rate card pasti akan terus naik karena kompetisi semakin kencang maka orang akan semakin pintar untuk spending,” jelas Ningsih dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (5/2/2016).
Data dari Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia menyebutkan pada 2015 pasar industri periklanan nasional mencapai Rp 138 triliun.
Advertisement
Kenaikan antara lain untuk beberapa sektor seperti produk makanan, minuman dan farmasi yang disertai dengan kenaikan harga.
Sebelumnya, PT Sigi Kaca Pariwiara pengembang produk aplikasi Adstensity memperkirakan belanja iklan TV pada 2016 mencapai Rp 85,68 triliun.
Jumlah tersebut tumbuh 20 persen dari belanja iklan tahun ini yang diperkirakan hanya ada di kisaran Rp 71,4 triliun.
Baca Juga
CEO Sigi Kaca Pariwara, A Sapto Anggora mengatakan, belanja iklan TV pada tahun ini memang tak secerah tahun sebelumnya. Dari data sementara yang ada, belanja iklan pada 2015 ini hanya mencapai 66 persen dari belanja iklan 2014 yang tembus Rp 99 triliun.
Terkait hal ini, salah satu perusahaan media PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) berkeyakinan televisi masih menjadi magnet yang kuat dalam menarik pasar belanja iklan setahun mendatang.
Perusahaan yang memayungi empat stasiun televisi nasional ini berencana menggelar Brights Award 2016 sebagai apresiasi terhadap kreator iklan komersial televisi.
“Saat ini televisi masih menjadi primadona untuk belanja iklan karena begitu cepat diterima masyarakat. Visual masih menjadi kekuatan utama yang menghibur. Media televisi saya kira ke depan masih akan tetap dominan,” kata Direktur MNCN Kanti Mirdiati Imansyah.(Nrm/Ahm)