Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengatakan peran kalangan akademisi di perguruan tinggi perlu dimanfaatkan secara maksimal guna memperkuat kemampuan manajemen dan produksi industri kecil menengah (IKM). Komunitas kampus dinilai mempunyai ilmu pengetahuan yang bisa diterapkan bagi para pelaku usaha.
Saleh mengungkapkan, kemampuan khas lain yang dimiliki akademisi yaitu memetakan masalah dan potensi ekonomi di masyarakat.
"Perguruan tinggi termasuk kalangan alumni selalu mengikuti perkembangan dinamis ekonomi. Inisiatif penelitian dan penerapan melalui pelatihan kepada pelaku IKM turut memperkuat kapasitas produksi, manajemen dan perluasan pemasaran," ujar dia di Jakarta, Selasa (16/2/2016).
Komunitas kampus tersebut, lanjut Saleh, juga bisa menjadi mitra dialog bagi pemerintah dalam merumuskan strategi ekonomi. Salah satunya dalam mendorong daya saing industri. Ada tiga isu utama yang harus dipenuhi, antara lain biaya energi yang terjangkau dan kompetitif, biaya logistik murah, dan bunga pinjaman bank yang rendah.
Baca Juga
"Tiga isu ini selalu saya diskusikan dengan kalangan perguruan tinggi agar menjadi pengetahuan bersama. Hasilnya, rekan-rekan kampus turut bersuara dan menjadi pressure group sehingga isu-isu penguatan daya saing tadi diakomodir," dia menambahkan.
Sementara itu, terkait kemampuan IKM menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, Direktur Jenderal IKM Kemenperin Euis Saedah mengaku pihaknya melakukan beberapa langkah antara lain pengembangan produk IKM termasuk dalam mendesain, mengembangkan dan meluncurkan sebuah produk.
Fasilitasi yang diberikan diantaranya bimbingan penerapan dan sertifikasi SNI dan SNI Wajib, sertifikasi halal dan fasilitasi pendaftaran merek, hak cipta, desain Industri, dan indikasi geografis.
Berdasarkan data BPS, Unit Usaha Industri Kecil dan Menengah (IKM) dari tahun ke tahun mengalami perkembangan. Tercatat dari 2010 hingga 2014, jumlah unit usaha IKM meningkat dari 2,7 juta di 2010 menjadi 3,5 juta di 2014.
Menurut Euis, pihaknya mengembangkan wirausaha industri untuk menumbuhkan IKM baru dalam mengisi ketidakseimbangan antara Jawa dan Luar Jawa. Sejauh ini, 60 persen tingkat unit usaha IKM dan jumlah tenaga kerja IKM berada di Pulau Jawa.
"Untuk meningkatkan kapasitas dan populasi IKM, pengembangan IKM memang harus dipacu. Tahun 2015, realisasi pengembangan produk IKM mencapai 1.467 usaha dan realisasi pengembangan sentra IKM sebanyak 3.602 buah," tandas Euis.(Dny/Nrm)