Kemendag Ingin Dongkrak Perdagangan dengan Australia

Total perdagangan bilatera Indonesia-Australia turun rata-rata 4,25 persen dari US$ 10,8 miliar menjadi US$ 8,5 miliar dalam lima tahun.

oleh Septian Deny diperbarui 15 Mar 2016, 12:58 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2016, 12:58 WIB
20160204-Raker-Jakarta-Agung-Gede-Thomas-Lembong-AY
Eksperesi Menteri Perdagangan Thomas Lembong usai mengikuti raker dengan Komisi VI DPR, Jakarta, Kamis (4/2). Raker ditundah karena raker dengan Komisi VI DPR, Jakarta, Kamis (4/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan mendorong kerja sama ekonomi dan perdagangan lebih luas antara Indonesia-Australia. Salah satu dengan fokus pada revitalisasi hubungan ekonomi kedua negara.

Hal itu akan dibawa Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong dalam kunjungan kerja ke tiga kota di Australia, antara lain Sydney, Canberra, dan Melbourne. Kunjungan kerja yang akan berlangsung pada 15-18 Maret 2016.

Thomas mengatakan, kunjungan kerja ini dimaksudkan untuk mendorong kerja sama ekonomi dan perdagangan yang lebih luas antara Indonesia-Australia. Potensi perluasan kerja sama ini sangat besar mengingat saat ini hubungan kedua negara sedang harmonis.

"Kedua Kepala Negara dan kabinetnya sama-sama berkomitmen memanfaatkan momentum ini agar bergerak ke level yang lebih tinggi," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (15/3/2016).

Dia menjelaskan, total perdagangan bilateral kedua negara turun rata-rata 4,25 persen dari US$ 10,8 miliar menjadi US$ 8,5 miliar dalam lima tahun terakhir (2011-2015). 

Investasi Australia di Indonesia juga turun menjadi US$ 104,6 juta pada 2015. Saat ini Australia juga menjadi negara investor peringkat ke-12 di Indonesia.

Selama di Australia, Thomas diagendakan bertemu dengan beberapa pejabat negara, seperti Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull, Wakil Perdana Menteri Australia Barnaby Joyce, Menteri Luar Negeri Julie Bishop, Menteri Perdagangan Steven Ciobo, dan Special Envoy for Trade Australia Andrew Robb, Menteri Imigrasi dan Perbatasan Australia Peter Dutton, serta Premier NSW Mike Baird.

Thomas menuturkan, pertemuan bilateral ini memiliki arti penting. Sebab, kedua pihak sepakat untuk meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara diperlukan platform kerja sama baru yang lebih maju, modern, dan fasilitatif di berbagai aspek ekonomi seperti barang, jasa dan investasi, serta capacity building.

"Untuk itu, Indonesia dan Australia sepakat mengaktifkan kembali perundingan kemitraan ekonomi secara komprehensif antara Indonesia dan Australia melalui framework Indonesia- Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA)," kata dia.

Thomas menyatakan kerja sama IA-CEPA memiliki keunikan dibandingkan kerja sama FTA Indonesia dengan negara mitra lainnya. Pada IA-CEPA, yang dipotret dan dikerjasamakan adalah sektor-sektor yang sangat signifikan bagi kedua negara.

"Mengingat kerja sama perdagangan di bidang barang telah banyak tercakup di dalam AANZFTA, maka sektor yang dapat didorong dari pengaktifan IA-CEPA adalah jasa keuangan, jasa pendidikan, dan jasa tenaga kerja seperti penempatan tenaga kerja perawat dan care giver, serta tenaga kerja pemetik/pemanen buah asal Indonesia untuk dapat bekerja di Australia," jelas dia.

Dengan diaktifkannya IA-CEPA, lanjut Thomas, diharapkan dapat dijajaki early outcomes yang segera dapat diimplementasikan dan dimanfaatkan oleh kedua pihak.

Selain bertemu dengan pemerintah Australia, Thomas juga akan melakukan berbagai pertemuan dengan kalangan pelaku usaha, baik dalam format forum bisnis di Sydney dan Melbourne dengan partisipasi delegasi bisnis dari Indonesia, maupun pertemuan dengan pelaku usaha atau asosiasi dan kunjungan lapangan ke beberapa lokasi yang menjadi kepentingan Indonesia.

Delegasi pelaku usaha Indonesia berasal dari bidang perbankan, pengelolaan makanan dan peternakan, tembakau, makanan dan minuman, pertambangan, kesehatan, kecantikan, dan pariwisata. (Dny/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya