Jumlah Tenaga Kerja Meningkat, Namun Tak Merata

Kementerian Ketenagakerjaan akan menggelar rapat koordinasi dengan Kantor Staf Presiden untuk mendata penyerapan tenaga kerja nasional.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 18 Apr 2016, 19:30 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2016, 19:30 WIB
Yuk Hadiri Inspirato Liputan6.com Bersama Hanif Dhakiri, Free
Dibesarkan oleh seorang ibu yang berprofesi sebagai TKI membuat ia dapat merasakan

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) akan menggelar rapat koordinasi dengan Kantor Staf Presiden untuk mendata penyerapan tenaga kerja nasional.

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri‎ mengatakan, koordinasi tersebut dilakukan supaya data penyerapan kerja menjadi akurat. Rapat koordinasi tersebut akan melibatkan semua sektor kementerian lembaga.

"Secara umum masih konsolidasikan data-data itu, saya belum berani memberikan pernyataan, data-data komplit. Kita rencana dengan Kantor Staf Presiden akan membuat rapat konsolidasi. Mengenai penyerapan lapangan kerja untuk semua sektor kementerian lembaga," kata dia, Jakarta, Senin (18/4/2016).

Hanif melanjutkan, secara prinsip penyerapan tenaga kerja mengalami peningkatan sejalan dengan masuknya investasi. Namun begitu, diakui Hanif penyerapan tenaga kerja tidak merata. Dia memberi contoh, untuk sektor tertentu ‎seperti minyak dan gas (migas) penyerapan tenaga kerjanya berkurang.

"Kita tidak bisa ambil posisi pukul rata, ada sektor yang menyempit misal migas," kata dia.

Dia menambahkan, adapun permasalahan terkait penyerapan tenaga kerja adalah ketidakcocokan antara ketersediaan lapangan kerja dan pencari kerja. ‎

"Tapi ada sektor tertentu ada yang sebenernya bergerak naik, masalahnya bukan di lapangan kerja, di miss match antara input calon dan ketersediaan lapangan kerja," ungkap dia.

Dia mencontohkan, seperti halnya di Jepang, kendati jumlah lapangan pekerjaan banyak namun tak terisi karena tidak sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

"Misalnya kebutuhan nurse besar, Jepang, tetapi untuk mengisi lapangan kerja disana ada yang belum pas. Misalnya standar lulusan S1 kadang di-down grade," tutup dia. (Amd/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya