Liputan6.com, Jakarta - Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke beberapa negara di Eropa ternyata memiliki banyak agenda besar. Selain memiliki misi besar untuk mengajak kerja sama dalam bidang perekonomian negara-negara di Eropa, kunjungan Jokowi kali ini juga membahas satu isu yang juga tak kalah penting.
Mengutip CNBC, Sabtu (23/4/2016) pendiri organisasi think tank Australia Colin Chapman mengatakan bahwa Presiden Jokowi juga akan membahas isu terorisme. Jokowi mengajak para kepala negara Eropa untuk memerangi terorisme. “Kekhawatiran utama tentu masalah terorisme”ungkap dia.
Baca Juga
Lebih lanjut Chapman mengatakan bahwa walaupun topik tentang perekonomian menjadi pembahasan utama, isu terorisme dapat menjadi perbincangan hangat dalam kunjungan kerjanya.
Beberapa serangan terorisme yang terjadi di beberapa wilayah Eropa belakangan ini telah meningkatkan kewaspadaan pemerintah Eropa.
Pemerintah negara-negara Eropa kini sedang meningkatkan status siaga akan kemungkinan serangan terorisme yang dapat terjadi. Hal ini disebabkan karena peningkatan jumlah pengungsi yang datang dari beberapa negara konflik seperti Irak dan Syria.
Utusan perdagangan Inggris Richard Graham mengatakan bahwa Inggris dan Indonesia memiliki ketertarikan yang sama untuk mencari solusi atas permasalahan terorisme ini.
“Pemerintah Inggris dapat belajar dari semboyan Bhineka Tunggal Ika yang dimiliki Indonesia. Kita juga bisa bekerja sama dalam memajukan teknologi dan kemampuan dari institusi keamanan” jelasnya.
Pemerintah Inggris dikabarkan tertarik untuk membantu meningkatkan teknologi bagi institusi keamanan di Indonesia. Graham mengatakan bahwa pemerintah Inggris berencana untuk memberikan teknologi canggih yang dapat melacak pergerakan teroris dalam air.
Di Eropa, Presiden Jokowi mengunjungi Jerman, Inggris, Belgia, dan Belanda. Dalam kunjungan yang berlangsung pada 18 hingga 22 April 2016 ini, Presiden Jokowi didampingi oleh beberapa stafnya seperti sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong, dan Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana. (Vna)
Advertisement