Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Indonesia masih lebih memilih buah impor ketimbang lokal, padahal kualitas buah lokal sudah mulai membaik. Karena itu masyarakat Indonesia perlu dididik untuk mencintai buah lokal.
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Herry Suhardiyanto mengatakan, masyarakat masih memandang buah impor lebih baik ketimbang lokal. Salah satunya ‎terbukti pada Pepaya California yang diminati masyarakat, padahal pepaya tersebut diproduksi di dalam negeri dengan nama awal Pepaya Kalina. Akan tetapi Pepaya Kalina tidak diminati.
"Kalau dari negara lain negara Eropa hebat. Pepaya kalina dipasarkan California, Padahal di California tidak ada ada pepaya," kata Herry, di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (9/5/2016).
Advertisement
Baca Juga
Herry menuturkan, persepsi masyarakat terhadap buah lokal perlu berubah agar ada pengembangan buah lokal. Perubahan itu dapat mendorong buah lokal mampu bersaing dengan buah impor. Salah satu cara dengan cara memfokuskan perkebunan buah sesuai dengan potensi wilayah.
"Kita pilihnya yang tepat untuk masing-masing lokasi, untuk durian saja. Bisa dari Aceh sampai Timur Indonesia, ini kekuatan kita, tapi bagaimana kembangkan buah nasional," tutur Herry.
Herry mengungkapkan, selain mengembangkan buah lokal, masyarakat‎ juga harus disosialisasikan untuk menghargai buah lokal. Hal tersebut untuk mendukung Indonesia sebagai negara produsen buah tropica terbesar se Asia Tenggara pada 2025.
"Kita harus edukasi masyarakat mencintai buah tropica, buah kita. Sehingga mampu mengembangkan buah kita. Banyak makan buah sehat ini harus diversifikasi pangan. Insya Allah, kita wujudkan Indonesia sebagai negara produsen buah tropica terbesar sampai 2025," tutur Herry. (Pew/Ahm)