Pertamina Kaji Perjanjian Pembangunan Kilang di Tuban

Pertamina sedang menentukan sejumlah hal yang dapat diperoleh terkait pembangunan kilang minyak di Tuban.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 15 Mei 2016, 14:30 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2016, 14:30 WIB
20160414- Kilang Pengolahan Minyak Terbesar ke-2 di Indonesia-Kalimantan- Fery Pradolo
Petugas lapangan keliling memantau Area Crude Distilation Unit (CDU IV) di kawasan kilang RU V Balikpapan, Kalimantan, Kamis (14/05). Sebanyak 26% dari produksi BBM Pertamina dihasilkan dari RU V Balikpapan. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Pertamina (Persero) sedang mendalami perjanjian untuk pembangunan kilang di Tuban, Jawa Timur.

"Tuban sekarang kami sedang melakukan pendalaman untuk aspek-aspek agreement. Supaya harapannya kalau sudah clear, akhir bulan ini kami dapat melangkah lebih maju lagi," ujar Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto, Minggu (15/5/2016).

Saat ditanya mengenai perusahaan minyak Rusia, Rosneft yang akan menjadi mitra Pertamina untuk pembangunan kilang minyak di Tuban, Jawa Timur, Dwi belum dapat menjelaskan detail.

"Nanti kami lihat. Karena akhir-akhir ini kami sedang menentukan beberapa hal apa yang bisa diperoleh Pertamina dan Indonesia," ujar dia.

Sebelumnya Pemerintah belum memutuskan perusahaan yang akan menjadi mitra dari PT pertamina (Persero) untuk membangun kilang di Tuban, Jawa Timur. Keputusan tersebut akan diambil dalam waktu dekat ini.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyatakan, keputusan soal mitra Pertamina dalam pembangunan kilang minyak di Tuban ditentukan dalam 1-2 pekan ke depan. Sudirman memastikan keputusan tersebut akan ditentukan bulan ini juga.

"Belum disimpulkan kan. Mudah-mudahan dalam 1-2 minggu sudah ada kesimpulan akhir siapa mitranya Pertamina," ujar dia di Jakarta, pada Rabu 5 Mei 2016.

Meski demikian, Sudirman mengakui hingga saat ini sudah ada dua perusahaan asing yang menunjukkan keseriusannya bermitra dengan Pertamina dalam proyek ini.

Selain perusahaan asal Rusia, Rosneft yang gencar diberitakan, ada juga perusahaan asal Arab Saudi yaitu Saudi Aramco Asia Company yang telah menunjukkan komitmennya dalam proyek ini sejak 2012 lalu. "Rosneft dan Arab Saudi termasuk yang masuk progress," kata dia. (Fik/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya