Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan jumlah reksadana syariah merupakan cerminan dari lahirnya Indeks Saham Syariah Indonesia pada tahun 2011 yang kemudian ditanggapi positif oleh masyarakat kita.
Jumlah jenis reksadana ini meningkat yang pada tahun 2011 hanya terdapat 50 reksa dana syariah menjadi 86 jenis reksadana syariah di tahun 2015. Peningkatan ini tentunya merupakan timbal balik dari respons masyarakat kita yang mulai menerima dan menaruh minat pada jenis investasi satu ini.
Terlepas dari apapun jenis investasi yang dimiliki Anda, ada satu hal yang dianggap paling jarang dilakukan oleh sekian banyak pemegang saham: evaluasi investasi.
Advertisement
Evaluasi investasi ini dianggap penting sebagai bentuk penilaian terhadap kinerja tahun bersangkutan dan agar bisa diperbaiki di tahun berikutnya sehingga pemegang saham juga mengamankan nilai uang yang digelontorkan untuk investasi ini.
Evaluasi juga dianggap penting sebagai langkah untuk menilai sudah sejauh mana kita mewujudkan rencana. Beberapa tips evaluasi untuk Anda sebagai pemegang saham syariah bisa dilihat sebagai berikut.
1.   Evaluasi Lengkap
Hal pertama yang harus Anda sadari dalam melakukan evaluasi adalah menilai dan meninjau pada bagian kesehatan keuangan secara menyeluruh.
Beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menilai kondisi keuangan secara menyeluruh diantaranya, pertama, selalu perbaharui kondisi kekayaan bersih serta neraca keuangan pada posisi terbaru.
Langkah kedua adalah selalu mengadakan pengecekan ulang terhadap saldo dalam rekening investasi, cek ulang status gaji serta bonus yang didapat dari pendapatan utama dan rutin. Langkah ketiga, teliti kembali pengeluaran dalam periode 3 bulan terakhir.
Setelah melakukan serangkaian langkah berikut, Anda bisa melihat tingkat kesehatan keuangan Anda. Anda juga akan menemui beberapa rasio penting yang sebaiknya menjadi perhatian utama Anda seperti rasio likuiditas (untuk menilai ketersediaan dana darurat), rasio tabungan (melihat kemampuan dalam menyisihkan pendapatan), rasio cicilan utang, rasio aset investasi, dan rasio solvabilitas.
Bandingkan dulu
2. Bandingkan Dulu
Setelah Anda mendaftarkan semua rencana keuangan serta evaluasi dari setiap produk investasi yang Anda pakai, bandingkan return dengan produk sejenis di pasar apakah sebanding atau sebaliknya. Informasi perbandingan antar produk ini dapat dengan mudah Anda akses melalui situs online.
Jangan lupa mengukur benchmark-nya. Hal penting lainnya yang tidak boleh Anda lewatkan adalah memeriksa capaian return apakah sudah sesuai target dengan asumsi Anda.
3. Buat Keputusan
Langkah ketiga mungkin menjadi langkah yang sedikit menyebalkan ketika rencana dan realita tidak sinkron. Jika rata-rata return ternyata di bawah benchmark, Anda bisa mengalihkan investasi tersebut ke tempat lain yang tentunya tidak lebih berisiko.
Akan tetapi jika return pasar memang ada di bawah target, teruskan saja. Mengapa? Pada saat seperti ini, kondisi pasar memang sedang lesu dan tak kondusif untuk lalu lintas investasi. Sebaik apapun perencanaan Anda jika tidak ditanggapi secara antusias oleh pasar hasilnya akan sama saja.
Akan tetapi jika kinerja investasi masih berada di bawah target, Anda sangat disarankan untuk mendiamkannya serta menambah investasi pada bentuk instrumen lain guna diversifikasi risiko.
Untuk apa diversifikasi risiko? Tentu saja mengurangi rasio risiko yang mungkin Anda dapatkan ketika hanya bergantung pada satu atau dua jenis investasi yang sekarang Anda miliki. Ingat, investasi adalah permainan bagi Anda yang menantang adrenalin untuk selalu berada di situasi tidak pasti.
Advertisement
Strategi Investasi
4. Strategi Investasi
Hasil investasi yang kurang optimal bukan hanya dipengaruhi oleh kondisi pasar yang lesu, bisa jadi karena pemodalnya kurang disiplin, dana investasi kurang, maupun strategi investasinya kurang tepat.
Strategi umum yang dijalankan saat ini adalah Dollar Cost Averaging (DCA) atau melakukan investasi rutin pada periode tertentu dan jumlah dana yang sama.
Strategi ini sangat cocok bagi Anda yang memiliki penghasilan tetap dan rutin. Strategi lain yang lazim dijalankan adalah strategi Lumpsump atau melakukan investasi pada jumlah tertentu di waktu tertentu.
Jumlah dana yang diinvestasikan relatif besar dan biasanya dilakukan pada awal investasi. Umumnya strategi ini dijalankan oleh mereka yang tidak memiliki penghasilan tetap dan rutin.
5. Tidak hanya berlaku pada produk keuangan syariah.
Pada dasarnya, semua hal yang direncanakan berjalan dalam jangka waktu panjang dalam mencapai tujuannya membutuhkan evaluasi sebagai penilaian atas kinerja selama periode waktu tertentu, begitu pula ketika Anda terdaftar sebagai pemegang saham maupun produk keuangan syariah.
Meski Anda hanya nasabah, bukan berarti peran Anda tidak cukup penting dalam memberikan masukan, arahan, dan keputusan bagi perusahaan di mana Anda menanamkan saham syariah tersebut. (Ndw/Ahm)