Ketergantungan Impor dari Australia Bikin Harga Daging Mahal

‎Minimnya negara pemasok sapi ke Indonesia membuat harga daging sapi menjadi mahal.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 28 Jun 2016, 21:40 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2016, 21:40 WIB
20160426-Harkonas-2016-Jakarta-Thomas-Lembong-FF
Menteri Perdagangan Thomas Lembong (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - ‎Minimnya negara pemasok sapi ke Indonesia membuat harga daging sapi menjadi mahal. Saat ini, Indonesia hanya bergantung dari pemasok tunggal yakni Australia.

Menteri Perdagangan Thomas Lembong menuturkan, sedikitnya negara pemasok sapi ke Indonesia membuat tidak ada persaingan di pasar daging impor. Dia mengatakan, Indonesia perlu mencari negara pemasok sapi lain sehingga tercipta persaingan dan harga daging di pasaran menjadi turun.

"‎Industri ternak sapi Jabodetabek 70 persen produksi dan konsumsi di Indonesia, hanya mendatangkan sapi bakalan dari satu negara yaitu Australia.‎ Kalau bisa mendiversifikasi pasok kita, supaya lebih banyak persaingan bisa efek menurunkan harga," kata dia saat berkunjung ke Redaksi Liputan6 di Senayan Jakarta, Senin (28/6/2016).

‎Dia mengakui, hal ini merupakan masalah yang berlangsung cukup lama. Dia mengatakan, ketergantungan hanya pada satu negara membuat Indonesia tak memiliki posisi tawar.

"Saya kira memang satu industri apapun dibiarkan begitu saja seterusnya akan status quo mungkin kurang persaingan," tambah dia.

Oleh karenanya, pemerintah berusaha menciptakan persaingan sehingga mampu menekan harga sapi di pasaran. Selama ini, lanjut Thomas, Indonesia juga dihadapkan pada regulasi yang membuat tidak pilihan untuk mendatangkan sapi.

Dia bilang, pemasok sapi saat ini ditentukan berdasarkan klasifikasi suatu negara. Dia menerangkan, jika sapi suatu negara terserang virus penyakit maka negara itu masuk daftar terlarang untuk pemasok sapi.

Lebih lanjut dalam paket kebijakan yang dikeluarkan, pemerintah mengubah dari sebelumnya sistem negara menjadi zonasi.

"Salah satu dari 12 paket akan mengubah sistem klasifikasi negara asal soal sapi khususnya. Yang penyakit mulut dan kuku, sekali suatu negara seperti India nggak boleh impor. Dengan reformasi perekonomian dari sistem negara menjadi zonasi‎ jadi kita bisa menentukan zona bebas dari penyakit mulut kaki," tandas dia.


**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya