Relawan Jokowi Puji Kinerja Kementan Naikkan Produksi Pangan

Produksi padi, jagung dan kedelai di tahun 2015 masing-masing naik 6,42 persen, 3,18 persen dan 0,86 persen dibanding 2014

oleh Liputan6 diperbarui 04 Jul 2016, 13:02 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2016, 13:02 WIB
Relawan Jokowi Puji Kinerja Kementan Naikkan Produksi Pangan
Produksi padi, jagung dan kedelai di tahun 2015 masing-masing naik 6,42 persen, 3,18 persen dan 0,86 persen dibanding 2014

Liputan6.com, Jakarta Relawan Jokowi Force (J-Force) memuji kinerja Kementerian Pertanian (Kementan) yang berhasil menaikkan produksi padi, jagung, dan kedelai sekaligus di tahun 2015. Kenaikan produksi ini berdasarkan rilis Angka Tetap Badan Pusat Statistik yang diumumkan pada 1 Juli 2016.

Koordinator Nasional Relawan J-Force, Asrul Herman menjelaskan produksi padi, jagung dan kedelai di tahun 2015 masing-masing naik 6,42 persen, 3,18 persen dan 0,86 persen dibanding 2014. Sehingga total produksi tiga komoditas tersebut yakni padi 75,40 juta ton gabah kering giling, jagung 19,61 juta ton pipilan kering dan kedelai 963,18 ribu biji kering. Ini prestasi besar sektor pertanian dan petani di era Jokowi-Jk.

"Data ATAP BPS ini merupakan gong yang memutuskan secara legal keberhasilan capaian program Kementan 2015 dan sekaligus menjawab keraguan banyak pihak akan mustahilnya menaikkan produksi tiga komoditas pangan tersebut. Ini patut kita puji," kata Asrul Herman di Jakarta, Minggu (3/7).

Ia menjelaskan, keraguan banyak pihak ini karena adanya anomali iklim yang menimpa Indonesia yaitu terjadi badai El Nino kuat. Badai ini menyebabkan kemarau panjang terparah dari tahun-tahun sebelumnya. Tanaman pertanian dipastikan akan mengalami gagal panen sehingga petani pasti merugi.

"Tapi karena Kementan memiliki strategi melalui upaya khusus, badai El Nino dapat dilewati. Petani diberi bantuan cepat dalam jumlah besar sesuai kebutuhan daerah tanpa proses tender, sehingga produksi dapat diwujudkan dan nasib petani pun terselematkan," jelas Asrul.

Untuk itu kata Asrul, tidak ada alasan pelaku usaha untuk mendesak pemerintah melakukan impor beras dan jagung. Dengan begitu, pemerintah sesegera mungkin perlu mengimplementasikan kebijakan moratorium impor dua komoditas ini mulai tahun 2016 agar kedaulatan petani dapat terbangun dan kesejahteraan petani dapat diwujudkan.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Pusat Data dan Informasi Kementan, Suwandi menyebutkan kinerja produksi ini berkat kerja keras seluruh petani dan didukung oleh Penyuluh, KTNA, Dosen/Mahasiswa, TNI, Pemda, Komisi IV DPR-RI dan unsur lainnya. Selain itu, Program Upaya Khusus Menteri Pertanian seperti revisi Perpres 172/2014 penunjukan langsung pengadaan benih dan pupuk, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, bantuan alat mesin pertanian, bantuan benih unggul, pupuk, penanaman jajar legowo dan lainnya turut telah berdampak pada meningkatkan indek pertanaman, luas tanam, luas panen dan produktivitas pangan.

Bantuan di 2015 berupa alat mesin pertanian diantaranya pompa air, traktor, combain harvester, transplanter sebanyak 80.000 unit. Perbaikan jaringan irigasi tersier 2,6 juta hektar, penambahan luas tanam mencapai 630 ribu hektare dan optimasi lahan 932 ribu hektar serta bantuan benih tidak di lahan eksisting.

"Jadi dengan gebrakan melalui bantuan ini, wajar jika produksi padi, jagung dan kedelai di tahun 2015 naik sekaligus dalam satu tahun," sebutnya.

Berkat pencapaian ini, lanjut Suwandi, di tahun 2016 Kementan berhasil menaikkan nilai tukar petani (NTP) atau daya beli petani. Ini ditunjukkan data BPS, NTP nasional Juni 2016 sebesar 101,47. NTP dengan angka di atas 100 menunjukkan petani surplus.

"NTP Juni 2016 ini lebih tinggi 0,95 persen jika dibandingkan dengan NTP Juni 2015 sebesar 100,52. Artinya daya beli petani saat ini lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu," pungkasya.

(Adv)

    POPULER

    Berita Terkini Selengkapnya