Menanti Berkah Jual Bendera Jelang Hari Kemerdekaan

Pedagang musiman itu mendapatkan pasokan bendera terutama ukuran besar dari Jawa Barat.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 13 Agu 2016, 10:00 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2016, 10:00 WIB
20160801-Jelang Hari Kemerdekaan, Penjualan Bendera Mulai Marak di Ibu Kota
Pedagang menjajakan bendera dan umbul-umbul yang dijual di kawasan Tanjung Barat, Jakarta, Senin (1/8). Bendera dan umbul-umbul tersebut dijual mulai dari Rp.20 ribu hingga Rp.250 ribu, tergantung ukuran. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Perayaan hari kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2016 menjadi berkah tersendiri bagi sejumlah masyarakat. Para pedagang musiman muncul di titik-titik jalanan ibukota.

Seperti Arya (39) yang biasa mangkal di Jalan Wahid Hasyim Jakarta Pusat. Menjelang perayaan hari kemerdekaan pria yang biasa disapa Bewok ini alih profesi dari penjual sepatu menjadi penjual bendera musiman. Dia mengaku, melakoni profesi sebanyak 3 kali. Dia menjual bendera dari pukul 06.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB.

"Kalau orang berangkat kerja sama pulang bisa lihat ada jual bendera," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jalan Wahid Hasyim Jakarta Pusat, Jumat (12/8/2016).

Bewok menjual bendera dari ukuran kecil sampai ukuran besar. Harganya pun bervariasi tergantung ukuran dan bahan. Misalnya, bendera gantungan plastik dijual dengan harga Rp 15 ribu sebungkus. Satu bungkusnya berisi 100 bendera kecil.

Dia juga menjual bendera kain dengan ukuran panjang 180 cm. Bendera itu dipatok dengan harga Rp 75 ribu satu buah. Lalu, ada pula bendera yang dipasang melingkar (background) dengan ukuran panjang 10 meter. Bendera tersebut dibanderol dengan harga sekitar Rp 500 ribu.

"Bisa nego, mentok Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu," ujar dia.

Pedagang lain Amir (52) juga tak mau ketinggalan memanfaatkan momen ini. Bahkan, pedagang yang mangkal di kawasan Tanah Abang ini telah menjadi pedagang musiman selama 16 tahun. "Jualan sejak tahun 2000," tutur dia.

Dia mengatakan, biasanya telah membuka lapak sejak subuh kemudian selesai sekitar pukul 18.00 WIB. Seperti pedagang lain, dia mulai menjadi pedagang musiman dari 1 Agustus hingga 16 Agustus. "Mentok tanggal 16 Agustus. Tanggal 17  sudah upacara," tutur dia.

Pesimistis Raup Untung Besar

Ketika menjalankan usahanya, Bewok menerapkan sistem penjualan kembali (reseller) atau bukan beli putus. Artinya, jika bendera yang dijual tersisa maka akan dikembalikan kepada pemiliknya. Dia mengatakan, mengambil keuntungan dari harga yang ditetapkan pemilik barang.

Bewok mengaku memiliki beberapa pemasok bendera. Untuk bendera besar dan berbahan kain rata-rata diambil dari Jawa Barat yaitu Tasikmalaya dan Garut. Sementara, untuk yang berbahan plastik diambil dari Pasar Tanah Abang.

"Masalahnya kita risiko bagi pribadi terlalu tinggi. Pendek waktunya. Kalau beli sendiri, tidak laku, rugi," ujar dia.

Bewok mengaku, tahun lalu dia meraup untung bersih sekitar Rp 4 juta dalam dua minggu. Namun, tahun ini dia ragu mendapat untung yang sama besar. "Banyak yang jual, kompetitor tidak kaya tahun lalu," ungkap dia.

Sementara, Amir mengaku hanya menjual bendera dari majikannya yang tinggal di Tangerang. Soal penjualan, tahun lalu dia bisa raup untung bersih Rp 5 juta dalam dua pekan. Pada tahun ini, dia pesimistis bisa meraup untung yang sama. "(Tahun) kemarin tanggal 11 dan 12 itu rame. Ini sepi aja," ujar dia. (Amd/Ahm)

 

 

 

***

EVENT SPESIAL PESTA BEAT LIVE STREAMING 8 KOTA

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya