Tax Amnesty Akan Jadi Penentu Pertumbuhan Ekonomi 2017

Bank Indonesia perkirakan dana repatriasi hasil tax amnesty akan banyak masuk pada akhir kuartal 2016 dan awal 2017.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 16 Agu 2016, 16:50 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2016, 16:50 WIB
20160222-Gubernur-BI-Agus-Martowardojo-AY
Gubernur BI, Agus Martowardojo (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah menjalankan program pengampunan pajak atau tax amnesty‎ mulai Juli 2016. Program ini diharapkan mampu mempercepat pembangunan infrastruktur Indonesia.

Melihat potensi yang ada, Bank Indonesia (BI) memandang program ini akan menjadi kunci sukses dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi pada 2017 yang ditargetkan 5,3 persen dalam RAPBN 2017.

"Kalau saya melihat pertumbuhan ekonomi 5,3 persen itu cukup konservatif dan tentu yang akan banyak berperan adalah seberapa jauh sukses kita di tax amnesty," kata Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo di Kompleks DPR RI, Selasa (16/8/2016).

‎Agus memperkirakan dana akan masuk dan dialokasikan ke investasi langsung akan mulai terlihat pada akhir bulan ini dan pada bulan depan. Karena pada September ini menjadi batas akhir program tax amnesty di tiga bulan pertama.

Di tiga bulan pertama ini pemerintah mengenakan tarif tebusan yang sangat rendah dimana untuk deklarasi hanya 4 persen dan repatriasi bahkan hingga 2 persen. Namun begitu, diperkirakan hingga batas akhir tax amnesty yaitu Maret 2017, tetap dana akan masuk ke Indonesia.

‎"Kita meyakini dana yang akan banyak masuk itu di kuartal akhir 2016 dan awal 2017. Dan dana itu kalau banyak dana yang masuk itu akan cukup membantu pertumbuhan ekonomi," ujar Agus. (Yas/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya