Liputan6.com, Malang - Anggaran di Kementerian Sosial (Kemensos) bakal dipangkas hingga mencapai Rp 3,1 triliun sebagai bagian dari efisiensi anggaran pemerintah pusat.
Kemensos pun telah menyiapkan sejumlah strategi terkait pengurangan sejumlah pos anggaran itu sehingga tak mengganggu pelayanan sosial.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, ada banyak pos anggaran yang bakal dikurangi beberapa di antaranya anggaran untuk asistensi lanjut usia terlantar (aslut) dan asistensi sosial penyandang disabilitas berat (ASPDB).
"Aslut dan ASPDB yang semestinya dapat 12 bulan, maka nantinya hanya akan menerima selama 10 bulan saja," kata Khofifah usai memberi kuliah tamu di Universitas Islam Malang (Unisma) Jawa Timur, Senin (5/9/2016).
Advertisement
Baca Juga
Khofifah menyebut awalnya anggaran Kemensos bakal dikurangi sekitar Rp 600 juta, kemudian terus dipangkas menjadi Rp 2,2 triliun. Evaluasi terakhir menjadi sebesar Rp 3,1 triliun anggaran di Kemensos yang akan dipangkas.
Kemensos juga akan mengantisipasi pengurangan anggaran itu dengan melakukan perluasan jangkauan. Program penanganan di panti sosial tak lagi menjadi prioritas utama karena secara anggaran cukup menyedot pembiayaan.
"Rehabilitasi korban narkoba dan anak terlantar itu tugas Kemensos. Sebelumnya bisa di panti, tapi sekarang kita perluasan jangkauannya. Dengan penjangkauan, hanya butuh 25 persen sampai 35 persen anggaran. Penjangkauan itu maksudnya berbasis keluarga," ujar Khofifah.
Ia menambahkan, pada dasarnya seluruh layanan sosial itu berbasis keluarga. Penanganan terhadap orang lanjut usia (lansia), jika tak terlantar betul maka harus ditangani keluarga. Pun demikian dengan disabilitas, jika sudah masuk kategori berat baru bisa dibawa ke panti.
"Kalau keluarga sudah merasa tak mampu dan berat, baru dibawa panti. Tapi penjangkauan ini tetap dibantu oleh negara, secara biaya ini lebih mudah dibanding jika dibawa ke panti," tutur Khofifah. (Zainul Arifin/Ahm)
  Â