Anggaran Terpangkas, Mensos Pastikan Dana Bansos Berkurang

Belanja Kemensos dipangkas Rp 1,6 triliun dari total Rp 50 triliun di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 03 Agu 2016, 17:41 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2016, 17:41 WIB
 Belanja Kemensos dipangkas Rp 1,6 triliun dari total Rp 50 triliun di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016.
Belanja Kemensos dipangkas Rp 1,6 triliun dari total Rp 50 triliun di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Sosial (Kemensos) merupakan salah satu Kementerian yang terkena pemangkasan anggaran besar-besaran di tahun ini. Belanja Kemensos dipangkas Rp 1,6 triliun dari total Rp 50 triliun di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016.

Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengeluhkan program penghematan belanja Kementerian/Lembaga, termasuk Kemensos. Sebab kementeriannya, sesuai instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini mempunyai tugas baru.

Tugas itu antara lain, rehabilitasi sosial bagi korban maupun keluarga korban kekerasan seksual serta rehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba.

"Anggaran Kemensos sudah dipotong Rp 1,6 triliun. Tapi saat penghematan Kementerian/Lembaga, ada Kementerian/Lembaga yang justru bertambah. Mungkin itu yang harus dijaga," ujar Khofifah di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (3/8/2016).

Dengan pemotongan anggaran tersebut, dia mengakui, sangat berdampak besar terhadap penyaluran bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat miskin. Kemensos tentu harus menyesuaikan kembali anggaran dengan program bantuan sosial.

Sebagai contoh, Kemensos ditargetkan melakukan rehab 15.430 korban penyalahgunaan narkoba. Sedangkan target 8.900 korban direhab pada 2017, padahal korban penyalahgunaan narkoba mencapai 5,8 juta jiwa.

"Kegiatan (bansos) sudah pasti berkurang, seperti asistensi lanjut usia, asistensi penyandang disabilitas berat, bansos untuk anak terlantar pun berkurang," papar dia.

Lebih lanjut, Khofifah menuturkan, penerima program Keluarga Harapan (PKH) ditargetkan mencapai 6 juta keluarga di tahun ini. Sementara yang mendapatkan bansos 3,5 juta keluarga dengan empat kali pencairan. Sementara sisanya 2,5 juta diharapkan menerima dua kali pencairan.

"Tapi karena ada efisiensi Rp 1,6 triliun, akhirnya 2,5 juta keluarga penerima baru PKH hanya menerima sekali bansos di November 2016," jelas dia.

Oleh sebab itu, Khofifah meminta dukungan dari Kementerian/Lembaga terkait dengan penyaluran bansos, di samping mengandalkan bantuan dari luar negeri. Contohnya saja Jepang yang sudah ingin membantu pemerintah Indonesia.

Dirinya berharap, Kemensos bisa lolos apabila ada pemangkasan anggaran kembali di tahun ini. Sebab diakui Khofifah hampir 90 persen anggaran Kemensos dialokasikan untuk menyalurkan bansos.

"Mudah-mudahan tidak dipotong lagi, karena banyak hal yang jadi kebijakan Presiden ditangani Kemensos, seperti perlindungan anak. Kalau tiba-tiba efisiensi, misalnya program rehab buat korban kekerasan dari lima paket menjadi satu paket. Jadi mudah-mudahan bisa terjaga," pungkas Khofifah.(Fik/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya