Liputan6.com, Jakarta Indonesia ikut serta dalam konferensi keamanan nuklir internasional. Konferensi yang dikenal dengan nama International Atomic Energy Agency ke-60 ini diadakan di Wina Austria pada 26 sampai 30 September 2016.
Seperti dilansir dari situs Bapeten, Selasa (27/9/2016)pada konferensi kali ini, delegasi Indonesia dipimpin oleh Pada GC kali ini, delegasi Republik Indonesia (Delri) dipimpin oleh Menristekdikti, Mohamad Nasir, yang didampingi oleh Duta Besar RI untuk Austria, Kepala BAPETEN, Kepala BATAN, dan beberapa Eselon 1 dan 2 di lingkungan Kemenristekdikti, BAPETEN, dan BATAN.
Konferensi ini dibuka oleh Director General (DG) IAEA Yukiya Amano. Dalam pidatonya, Yukiya Amano menyampaikan bahwa aktivitas IAEA ditujukan untuk mencegah penyebarluasan senjata nuklir antara lain dengan menghimbau negara anggota untuk dapat mengimplementasikan protokol tambahan di masing-masing negara.
Advertisement
Amano juga menegaskan peran penting sains dan teknologi nuklir di dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, antara lain di bidang kesehatan, pangan, serta energi. Melalui berbagai program teknis, IAEA telah berkontribusi di dalam mengembangkan kapasitas SDM dalam pemanfaatan tenaga nuklir di banyak negara.
Sementara itu, Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan, isu keamanan nuklir menjadi sorotan. Nasir menegaskan bahwa meskipun upaya keamanan nuklir merupakan tanggung jawab dari masing-masing negara, namun Pemerintah Indonesia meyakini bahwa peningkatan upaya keamanan nuklir hanya dapat dicapai melalui kerjasama di tingkat internasional.
Keikutsertaan Indonesia dalam acara internasional ini juga diramaikan dengan adanya booth pemerintah Indonesia dalam pameran yang diwakili oleh Batan dan Bapeten. barang yang dipamerkan adalah hasil budidaya bibit unggul melalu teknik radiasi dan hospitality event di mana pengunjung yang hadir mendapat kesempatan untuk mencicipi berbagai masakan olahan berbahan dasar kedelai hasil mutasi genetik yang dilaksanakan oleh Batan.