Kementerian ESDM Hitung Besaran Subsidi Silang BBM Satu Harga

Salah satu pilihan sumber pendanaan dari biaya distribusi BBM ke wilayah terpencil pada Program BBM Satu Harga adalah subsidi silang.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 28 Okt 2016, 18:00 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2016, 18:00 WIB
20160609-SPBU-Jakarta-IA
Sejumlah kendaraan saat mengisi BBM di SPBU Veteran, Jakarta, Kamis (9/6). Kegiatan ini untuk memberi pemahaman lebih baik terhadap masyarakat tentang cara kerja mesin dispenser BBM yang benar. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih menghitung berkurangnya keuntungan terkait penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah terpencil. Rencananya perhitungan keuntungan tersebut akan dicantumkan ke dalam aturan yang segera diterbitkan pemerintah.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan, salah satu pilihan sumber pendanaan dari biaya distribusi BBM ke wilayah terpencil pada Program BBM Satu Harga adalah subsidi silang.

‎"Sedang dikaji. Intinya cross subsidi. Iya itu bagian dari yang kita kaji sekarang," kata Arcandra,di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta (28/10/2016).

Candra menjelaskan subsidi silang yang dimaksud, yaitu dengan mengalihkan keuntungan PT Pertamina (Persero) dari penjualan BBM di wilayah yang ekonomis seperti Indonesia barat atau perkotaan untuk menomboki biaya distribusi BBM ke wiayah terpencil.

"Ada pengurangan margin Pertamina. Jadi cross," ungkap Arcandra.

Dia menjelaskan, pengkajian tersebut untuk mencari skema terbaik dalam pengaturan keuntungan dalam Program BBM Satu Harga yang harus berjalan sebab sudah menjadi keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Bagaimana skema terbaiknya. Bapak presiden sudah memutuskan.  Pak presiden sudah memutuskan dan ini adalah sesuatu yang harus kita laksanakan. Untuk melaksanakan perlu sedikit kajian," Arcandra menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya