Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat tipis pada perdagangan Selasa pekan ini. Rupiah berpeluang melemah karena belum ada sentimen positif yang cukup besar yang mampu menggerakkan nilai tukar rupiah.
Mengutip Bloomberg, Selasa (1/11/2016), rupiah dibuka di angka 13.036 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.048 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 12.030 per dolar AS hingga 13.050 per dolar AS. Jika dilihat dari awal tahun, rupiah mampu menguat 5,37 per dolar AS.
Advertisement
Baca Juga
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank SPot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.036 per dolar AS. Menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.051 per dolar AS.
Beberapa mata uang di kawasan Asia menguat kecuali yen Jepang. Mata uang negeri Tirai Bambu tersebut melemah 0,1 persen setelah Bank Sentral Jepang tidak mengubat kebijakan moneter.
Kebijakan tersebut berbeda dengan prediksi dari para analis yang menyatakan bahwa Bank Sentral Jepang akan melonggarkan kebijakan moneter untuk mendorong agar inflasi bisa di angka 2 persen.
Sedangkan mata uang dolar Selandia Baru naik 0,2 persen dan won Korea Selatan juga menguat 0,3 persen. Kenaikan tersebut karena ekspor China mengalami kenaikan. Selandia Baru dan Korea Selatan memang mitra bisnis China.
Sedangkan ekonomi PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, penguatan rupiah cukup tipis karena memang belum ada sentimen dari dalam negeri yang kuat. "Ketidakpastian global naik lagi, ruang pelemahan rupiah tersedia," jelas dia.
Harga beberapa komoditas yang belum mampu menguat juga menjadi penekan pelemahan rupiah. (Gdn/Ndw)