Liputan6.com, Jakarta - Distribusi menjadi salah satu kontributor penyumbang harga cabai di pasaran. Paling tidak, ada tujuh pos distribusi supaya cabai sampai di tangan konsumen.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Agrobisnis Cabai Indonesia (AACI) Abdul Hamid mengatakan, pos distribusi itu meliputi pedagang pengepul kecil sampai pemasok besar.
"(Distribusi) bisa sampai 7 kali. Dari petani, pedagang pengepul kecil, pedagang pengepul besar, baru ke Jakarta. Jakarta masuk sini, baru masuk pasar," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Minggu (6/11/2016).
Dia mengatakan, dari petani sampai ke konsumen akhir harganya bisa 1,5 kali lipat. "Jadi saya hitungnya kalau petani bisa 1,5 kali lipat. Jadi kalau petani Rp 20 ribu per kg, itu di pasar itu Rp 35 ribu per kg," kata dia.
Baca Juga
Namun, dia mengatakan harga cabai yang dijual di pasaran tak lepas dari peran kelembagaan petani. Menurut Abdul, peran kelembagaan yang meliputi juga aspek pembiayaan menjadi penentu harga cabai di pasaran.
"Jadi memang memulainya di situ sistem budidaya, kelembagaan petani. Jangan sampai kelembagaan termasuk aspek permodalan, karena selama ini yang bermain orang ketiga yang disebut rentenir," ujar dia.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com Jumat pekan ini, harga cabai di Pasar Kebayoran Lama sedang tinggi. Untuk cabai keriting merah dijual pedagang di harga Rp 70 ribu per kg dan cabai rawit merah Rp 60 ribu per kg.
Abdul mengatakan, tingginya harga cabai disebabkan oleh musim penghujan yang membuat sebagai besar lahan tanam rusak. Kondisi ini membuat jumlah pasokan cabai menjadi berkurang.
Dia menyebut, harga cabai besar merah di tingkat petani Rp 48 ribu per kg, cabai keriting merah Rp 49 ribu per kg, dan cabai rawit merah Rp 51 per kg.
"Jadi orang mengatakan cabai itu banyak, benar, tapi banyak yang rusak. Saya baru pulang dari Lampung itu 25 ha hamparan rusak," ujar dia. (Amd/Ahm)
Advertisement