Liputan6.com, Bengkulu - Cuaca buruk yang melanda Bengkulu dalam sebulan terakhir membuat petani cabai di Kabupaten Rejang Lebong, merugi. Hal tersebut bisa terjadi karena banyak cabai yang membusuk sebelum waktu panen. Oleh karena itu, guna mencegah kerugian yang lebih besar, petani memilih memanen cabai lebih awal.
Puluhan hektare kebun cabai milik petani, rusak akibat cuaca buruk. Hujan yang datang terus menerus mengakibatkan tanaman cabai menjadi busuk dan berkeriput. Kondisi ini diperparah dengan akar pohon yang merembet hingga ke buah cabai dan merontokkan bunga yang sedang dalam masa pembuahan.
Advertisement
Baca Juga
Sunardi, petani cabai di Desa Sumber Urip Kecamatan Selupu Rejang mengatakan. Dalam kondisi cuaca buruk seperti saat ini, dalam satu hektare kebun cabai, petani hanya dapat memanen sekitar 250 kilogram (kg), sedangkan saat cuaca normal, dalam satu hektare petani bisa memanen hingga 450 kg cabai.
"Banyak yang rusak akibat hujan dan badai, banyak pohon cabai yang mati dan buah cabai jadi busuk, kita terpaksa memanen lebih awal supaya tidak terlalu parah kerugiannya," ujar Sunardi di Desa Sumber Urip saat dihubungi Selasa (1/11/2016).
Saat ini harga cabai diakui petani sudah merangkak naik. Tetapi kenaikan ini tetap tidak menguntungkan petani. Sebab jika dibandingkan biaya yang telah dikeluarkan petani dengan hasil panen yang menurun jumlahnya.
Saat ini harga cabai di tingkat pengumpul dibeli dengan harga Rp 50 ribu per kg. Tetapi hasil yang berkurang lebih dari 50 persen tetap tidak mampu menutupi biaya operasional. petani hanya berharap, cuaca kembali normal agar pendapatan petani dan hasil panen kembali normal. (Yuliardi Hardjo Putra/Gdn)