Boediono: Utang Adalah Sumber Penyakit

Boediono berharap, utang jangan ‎sampai menjadi penyebab krisis.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 30 Nov 2016, 11:59 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2016, 11:59 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Wakil Presiden (Wapres) Indonesia atau Menteri Keuangan (2001-2004), Boediono, meminta pemerintah terus menjaga defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di batas aman maksimal 3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan rasio utang 60 persen dari PDB. ‎Rambu-rambu pengamanan APBN ini merupakan amanat Undang-Undang (UU) Keuangan Negara.

"Jaga defisit, jangan sampai melebihi batas aman. Amati terus utang karena utang adalah sumber penyakit," ucap Boediono dalam Seminar Nasional Tantangan Pengelolaan APBN dari Masa ke Masa di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (30/11/2016).

Menurutnya, apabila pemerintah lalai mengendalikan utang, kemudian sewaktu-waktu besaran utang dan rasio utang meningkat, pemerintah akan sulit mengatasi hal tersebut. Boediono berharap, utang jangan ‎sampai menjadi penyebab krisis.

"Kalau kita lalai, utang naik, suatu saat kita terpojok lalu tidak bisa mengatasi masalah ini. Kalau rasio utang terhadap PDB terus turun dan dijaga, itu sangat baik‎. Tapi kan utang tidak hanya pemerintah, ada swasta juga," tutur Boediono.

Jika ada wacana merevisi UU Keuangan Negara dengan membolehkan defisit lebih dari 3 persen dan rasio utang lebih dari 60 persen, ‎Boediono memperingatkan untuk berhati-hati.

"Kalau ada wacana melepas (batas aman defisit dan rasio utang), hati-hati sajalah. Nanti APBN bisa lepas kendali lagi, karena APBN itu godaannya besar sekali, kancah tarik menarik kekuatan politik yang besar sekali," ucapnya.

"APBN tidak‎ boleh menjadi bagian dari persoalan, tapi bagian dari solusi. Ini yang kita coba laksanakan selama bertahun-tahun," Boediono menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya