Liputan6.com, Jakarta - Aksi damai 2 Desember dikhawatirkan akan mengganggu perekonomian. Bagaimana tidak, ada aksi ini dikhawatirkan dapat menghentikan produktivitas.
Namun, Direktur Institute for Development of Economics and Finance Enny Sri Hartati membantah hal tersebut. Dia berpendapat, ekonomi tetap jalan meski aksi damai 2 Desember berlangsung.
"Kalau orang salat apa dampaknya? Tidak ada, coba kalau bakar-bakar itu dampak ekonomi," ujar dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Jumat (2/12/2016).
Dia mengatakan, aktivitas ekonomi saat ini berjalan seperti biasa apalagi demo berlangsung tertib. Indikatornya, justru banyak pedagang yang menuai berkah dari demo tersebut.
Baca Juga
"Aktivitas seperti biasa, orang menghindari itu nggak macet-macet ria, kalau sekitarnya nggak bisa transaksi, tapi tersendat. Tapi pergerakan orang itu UMKM . Jutaaan orang perlu makan itu ekonomi juga," jelas dia.
Sementara, dia menuturkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang melemah bukanlah imbas dari aksi 2 Desember. Menurut dia, hal itu disebabkan oleh aksi spekulan.
"Menyampaikan aspirasi wajar, 3 kali aksi menyampaikan aspirasi wajar saja. Perkara ini ditakuti, nilai tukar melemah, itu orang spekulan," ujar dia.
Advertisement
Â