3.849 Rumah di Balikpapan Nikmati Gas Bumi

Pembangunan dan pengoperasian jaringan gas bumi untuk rumah tangga di Balikpapan merupakan penugasan Pemerintah kepada Pertamina.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 02 Feb 2017, 14:33 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2017, 14:33 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 3.849 rumah di Balikpapan, Kalimantan Timur, akhirnya bisa menikmati energi dari gas bumi. Hal tersebut karena jaringan pipa gas telah selesai dibangun dan siap digunakan. Pengaliran gas akan dimulai dari Kelurahan Karang Jati, Kecamatan Balikpapan Tengah, Balikpapan. 

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, pemanfaatan gas bumi melalui pembangunan jaringan gas untuk rumah tangga merupakan program berkelanjutan Kementerian ESDM.

Pembangunan tersebut merupakan bentuk dari konsistensi pemerintah dalam menyediakan energi bersih, murah dan terjangkau bagi masyarakat.

”Jaringan gas bumi hadir di rumah-rumah warga ini dengan pasokan yang tak pernah putus, 24 jam selalu ada gas,” terang Wiratmaja di Kantor Pertamina, Kilang Balikpapan, Kalimantan‎ Timur, Kamis (2/2/2017).

Pembangunan dan pengoperasian jaringan gas bumi untuk rumah tangga (jargas) di kota Balikpapan ini merupakan penugasan Pemerintah kepada PT Pertamina (Persero). Pembangunan ini menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 sebesar Rp 49,7 miliar. Keputusan tersebut tertuang dalam Kepmen ESDM No.4822K/12/MEM/2015.

Selanjutnya Pertamina menugaskan anak usaha dari perseroan yaitu PT Pertagas Niaga (PTGN) untuk mengelola dan mengoperasikan jaringan gas bumi untuk rumah tangga dengan bekerjasama melalui BUMD setempat.

Gas untuk kota Balikpapan dipasok dari sumur Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) PT Chevron Indonesia Company dengan alokasi sebesar 0,5 MMSCFD.

Menurut Wiratmaja, pasokan gas bumi untuk rumah tangga sangat terjamin, sehingga tidak ada kekhawatiran gangguan pasokan, selain itu menggunaan energi tersebut juga bisa mengurangi impor dan subsidi (Liquified Petroleum Gas/LPG) secara signifikan, sehingga tidak lagi memberatkan keuangan negara.

"‎Warga kini tidak perlu kuatir lagi dengan adanya kelangkaan gas," tutup Wiratmaja.

(Pew/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya