Ada Trans Papua, Warga Jadi Mudah Jual Hasil Kebun

Pembangunan Trans Papua berdampak terhadap kehidupan masyarakat di Papua.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 19 Feb 2017, 15:00 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2017, 15:00 WIB

Liputan6.com, Papua Barat - Pembangunan Trans Papua memberi dampak tersendiri bagi kehidupan masyarakat. Adanya jalan ini memunculkan pemukiman-pemukiman di sekitar jalan Trans Papua. Dengan jalan ini, juga membuat geliat perekonomian. Hal ini seperti diungkapkan Martinduwit warga wilayah Mlabolo, Papua Barat.

Martinduwit mengatakan, dengan adanya jalan ini membuat warga memanfaatkan hasil kebun. Hasil kebun tersebut kemudian dijual ke kota. "Kita tanam sayur. Bisa jualan ke Sorong," kata dia seperti ditulis Sabtu, Papua Barat (18/2/2017)

Martinduwit mengaku juga terlibat dalam program pemberdayaan daerah. Dia mendapat upah jasa dari pembersihan rumput di sekitar jalan Trans Papua dan kemudian dibagi bersama kelompoknya. "Per kilometer Rp 3 juta," ujar dia.

Untuk diketahui, Trans Papua terdiri dua yakni Papua Barat dan Papua. Khusus untuk Papua Barat terdiri dari dua segmen. Segmen I yakni menghubungkan Sorong-Kambuaya-Manokwari dengan total panjang 594,91 km.

Sementara segmen II melintas Manokwari-Wasior-Batas Provinsi Papua dengan panjang 475,81 km. Total panjang 1.070,62 km. Kemudian, untuk Trans Papua saja memiliki 10 segmen dengan total panjang 3.259,45 km.

Adapun Trans Papua terdiri dari segmen Kwatisore-Nabire, Nabire-Wagete-Enarotali, Enarotali-Ilaga-Wamena. Kemudian, Wamena-Elelim-Jayapura, Wamena-Habema-Kenyam-Mumugu. Berlanjut, Kenyam-Dekai, Dekai-Oksibil, Oksibil-Waropko, Waropko-Tanah Merah-Merauke, dan Wagete-Timika.

 

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya