Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus menggenjot pembangunan jalan Trans Papua. Tersambungnya jalan Trans Papua akan memberikan dampak positif kepada kehidupan masyarakat Papua. Salah satu dampak positif tersebut adalah penurunan harga barang.Â
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto mengatakan, pemerintah menargetkan jalan Trans Papua dengan panjang lebih dari 3.000 kilometer (km) sudah terhubung semua pada 2018. Dalam artian, jalan tersebut sudah rata dan bisa dilalui meskipun belum diaspal semuanya.Â
Advertisement
Baca Juga
"Rencananya sesuai dengan proposal akan tembus pada 2018," jelas dia seperti ditulis Selasa (28/2/2017).
Tersambungnya Trans Papua penting untuk menekan harga barang seperti semen dan bahan bakar. Tahun ini, dia bilang akan menggenjot pembangunan di beberapa titik.
"Kami dorong mempercepat dari Jayapura-Wamena. Dan Wamena ke Batas Batu. Karena itu sangat dibutuhkan untuk menekan harga semen, bahan bakar dan lain-lain," jelas dia.
Untuk diketahui, Trans Papua terdiri dari Papua dan Papua Barat. Trans Papua untuk Papua Barat terdiri dari dua segmen. Segmen I yakni menghubungkan Sorong-Kambuaya-Manowari dengan total panjang 594,91 km.
Sementara segmen II melintas Manokwari-Wasior-Batas Provinsi Papua dengan panjang 475,81 km. Total panjang untuk Trans Papua Barat mencapai 1.070,62 km.
Trans Papua Barat akan terhubung dengan Trans Papua. Trans Papua saja memiliki 10 segmen dengan total panjang 3.259,45 km.
Adapun Trans Papua terdiri dari segmen Kwatisore-Nabire, Nabire-Wagete-Enarotali, Enarotali-Ilaga-Wamena. Kemudian, Wamena-Elelim-Jayapura, Wamena-Habema-Kenyam-Mumugu. Berlanjut, Kenyam-Dekai, Dekai-Oksibil, Oksibil-Waropko, Waropko-Tanah Merah-Merauke, dan Wagete-Timika.
"Signifikan perkembangannya dan mulai dimanfaatkan masyarakat," pungkas dia. (Amd/Gdn)