Tak Hanya Daya Beli, Ini yang Perlu Diperhatikan Saat Jualan

Berdasarkan demografi, Indonesia memiliki kelas menengah yang cukup besar. Artinya masyarakat jenis tersebut memiliki kekuatan daya beli.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 28 Feb 2017, 15:28 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2017, 15:28 WIB
Founder and Chairman MarkPlus, Inc Hermawan Kertajaya. (Achmad Dwi/Liputan6.com)
Founder and Chairman MarkPlus, Inc Hermawan Kertajaya. (Achmad Dwi/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Strategi jitu diperlukan untuk memasarkan sebuah produk. Apalagi, persaingan di Indonesia saat semakin ketat. Maka itu, perlu pengetahuan tentang kondisi masyarakat Indonesia, sehingga pemasaran dan penjualan produk menjadi lebih terarah.

Founder and Chairman MarkPlus, Inc Hermawan Kertajaya, mengelompokan kondisi Indonesia berdasarkan tiga kelompok, yakni demografi (demographic), psikografi (psychographic), dan tingkah laku (behavioral).

Berdasarkan demografi, Indonesia memiliki kelas menengah yang cukup besar. Artinya, masyarakat jenis ini memiliki kekuatan daya beli. Namun, itu saja tak cukup. Menurut dia, perlu juga diperhatikan psikografi atau kepribadian masyarakat itu sendiri.

Dia menambahkan, karakter yang aktif di Indonesia antara lain youth (anak muda), women (wanita), dan netizen.

"Kelas menengah besar, punya daya beli besar tapi psikografinya yang mempengaruhi dia supaya membeli sesuatu harus selera youth, women, netizen," kata dia kepada Liputan6.com dalam acara The 13th MIST Seminar di Gedung SMESCO Jakarta, Selasa (28/2/2017).

Wanita masuk dalam kriteria ini. Hal ini sejalan dengan perkembangan era digital. Hermawan mengatakan, perempuan merajai penggunaan internet. "Tapi digital yang merajai youth, women, netizen. Perempuan lebih aktif di internet," ucap dia.

Kemudian, tingkah laku. Hermawan mengatakan saat ini perilaku masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh dua kekuatan besar, yakni Islam dan China, sehingga pemasaran pun mesti memperhatikan dua hal ini.

"Secara behavioral ada Generasi M, jadi orang Indonesia makin bangga menjadi muslim. Tapi tidak menolak modernity. Jadi tadi ada pertanyaan ini lifestyle, Islamic lifestyle. Kedua harus dilihat bahwa pengaruh super power baru China punya pengaruh besar pada konsumen behavior Indonesia. Dengan demikian kalau bikin piramida, kelas menengah Indonesia makin besar, psikografis youth women netizen, behavior muslim, and Chinese," pungkas dia. (Amd/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya