Liputan6.com, Jakarta - Kerja sama Indonesia dan Sri Lanka terus berkembang. Kini, Indonesia siap memenuhi kebutuhan furnitur ke Sri Lanka.
Kerja sama di bidang furnitur ini untuk memenuhi kebutuhan pengembangan industri pariwisata di Sri Lanka. Sri Lanka memang tengah meningkatkan potensi pariwisata di negara mereka.
"Pariwisata mengembangkan pariwisata berarti membangun hotel, memerlukan furnitur, memerlukan macam macam, nah itu kita sampaikan bahwa kita juga siap menjadi partner," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Kepresidenan, Jakarta,seperti ditulis Kamis (9/3/2017).
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, kerja sama bidang perikanan juga menjadi fokus utama kedua negara. Penegakan IUU Fishing akan terus dilakukan dengan meningkatkan kerja sama kapasitas, informasi, dan manajemen. Kerja sama itu belum termasuk peningkatan kerja sama industri tradisional.
"Sehingga di dalam satu bahasa yng bulat, kita mengatakan bahwa indonesia siap untuk menjadi mitra bagi pembangunan ekonomi Sri Lanka," ujar Retno.
Sebelumnya berdasarkan data Kementerian Perdagangan, total pengapalan Indonesia dengan Sri Lanka senilai US$ 306,53 juta pada 2016. Indonesia juga masih mencatatkan surplus neraca perdagangan senilai US$ 217,95 juta.
Akan tetapi, total perdagangan menurun 19,92 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$ 382,77 juta. Angka surplus itu juga turun 27,41 persen pada 2015 yang mencatatkan nominal US$ 300,2 juta.